Indonesia Produksi 500 Ton Jahe Merah untuk Obat Herbal

Sebanyak 9 ribu petani yang tersebar di seluruh Indonesia mampu hasilkan 400 hingga 500 ton jahe merah.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Mar 2020, 20:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 9 ribu petani yang tersebar di seluruh Indonesia mampu hasilkan 400 hingga 500 ton jahe merah untuk industri farmasi dalam negeri.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Kalbe Farma (Tbk), Vidjongtius. Menurutnya, produk herbal di Indonesia banyak sekali. Salah satu produk yang dipilih untuk dikembangkan adalah jahe merah.

"Kebetulan sekali sekarang lagi dibutuhkan untuk jahe merah. Jadi kami membangun komunitas para petani. Saat ini sudah terkumpul lebih dari 9.000 petani yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada dari Jawa, Sumatera, Kalimantan dll," terangnya di Kawasan Industri Delta Sillicon Lippo, Cikarang, Bekasi pada Rabu (11/03/2020).

Dengan jumlah tersebut, Vidjongtius mengungkapkan para petani mampu menghasilkan 400 hingga 500 ton jahe merah yang tidak hanya untuk Kalbe, namun juga bisa juga dipakai untuk yang lainnya.

"Jadi kalau dari sisi tonase sudah lebih dari 400-500 ton. Itu kapasitas yang luar biasa dan kebetulan memang lagi dibutuhkan," ungkapnya.

Bahkan, Selama Covid-19, Vidjongtius mengungkapkan adanya peningkatan permintaan untuk produk jahe merah. Sebab, kemunculan covid-19 ini tidak terduga, sementara barangnya sudah ada, tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jahe Merah

Pedagang menunjukkan jahe dan temulawak dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (5/3/2020). Heboh virus corona Covid-19 mulai berdampak pada harga rampah-rempah seperti jahe merah dan Temulawak yang dipercaya dapat meningkatkan imun atau kekebalan tubuh. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Produk herbal sendiri, termasuk jahe merah memberikan kobtribusi sebanyak 5-10 persen dari total penjualan. Diakui Vidjongtius jumlah tersebut masih relatif kecil. Namun tak jadi soal, sebab memang baru dimulai.

"Kita sudah siapkan paling tidak minimal pertumbuhan khusus untuk jahe merah saja itu minimal 50 persen dibandingkan tahun lalu. Tapi kita masih bisa tingkatkan lagi sesuai kebutuhan," pungkasnya.

Sebelumnya, Kemenperin mencatat, pada kuartal IV tahun 2019, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional mampu tumbuh 18,57 persen atau melonjak drastis dibanding pertumbuhan kuartal III-2019 yang menyentuh angka 9,47 persen. Capaian tersebut juga melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97 persen pada kuartal IV-2019.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya