Sederet Tahapan untuk Jadi Fashionpreneur, Apa Saja?

Mulai dari konsep desain hingga bisnis harus dikuasai seorang fashionpreneur.

oleh Putu Elmira diperbarui 28 Feb 2020, 05:01 WIB
Ilustrasi fashion. (Foto: Free-Photos from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Kecintaan seseorang dalam fashion terkhusus, mendesain busana dapat dituangkan dengan menciptakan koleksi yang apik. Di sisi lain, dunia mode juga erat kaitannya dengan bisnis yang mantap ditekuni fashionpreneur.

Bicara soal kolaborasi bisnis dan fashion, Sparks Fashion Academy (SFA) tengah mengejar terciptanya 500 fashionpreneur di 2020. Hal ini seiring dengan komitmen yang diusung yakni "Turning Fashion Into Business".

"Angkanya cukup besar mencanangkan 500. Di 2019 mencapai angka cukup baik yakni 300 desainer dan fashionpreneur, kita optimis akan menjaring banyak kerja sama dan kolaboarasi sehingga dapat menciptakan 500 fashionpreneur," kata Floery D. Mustika, CEO SFA, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 27 Februari 2020.

Floery menambahkan, angka bukanlah hal yang terpenting, tetapi lebih merujuk pada kualitas. "Karena kita mengedukasi punya tanggung jawab pada desainer dan fashionpreneur menjalani track dan journey bisnis yang tepat," jelasnya.

Selain menghadirkan program-program, enam hingga tujuh event dalam setahun, SFA juga memperkenalkan SFA Fashion Consultancy, layanan konsultasi bisnis fashion. Edukasi ini selain untuk memberi track yang benar, juga meminimkan risiko bisnis.

"Untuk sisi komersial (fashionpreneur) ada tahapan dan yang wajib mereka punya adalah tahapan konseptualnya, tahu konsep desain, konsep bisnis, konsep brand, business plan, itu ada di tahap awal dan wajib. Harus ada assessment supaya bisa masuk ke tahap komersialnya," kata Floery.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kriteria Jadi Fashionpreneur

Ilustrasi fashion. (Foto: Free-Photos from Pixabay)

Pada tahapan tersebut akan diberi couching dan mentoring mengenai assortment development, di mana harus mengetahui jenis-jenis busana yang tengah diminati.

Begitu pula sourching yang terkadang menjadi kendala seperti konveksi, material, dan negosiasi. Kemudian dilanjutkan dengan terjun ke retail, baik online dan offline. Semua tahapan nantinya akan diberi selama tiga bulan.

"Tiga bulan itu mengajarkan track bisnis yang tepat dengan tahapan konseptual selama satu bulan, berlanjut pada tahap komersial memakan waktu dua bulan," katanya.

Floery juga mengatakan, fashionpreneur harus memahami konsep desain, paham business plan, dan siapa target market-nya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya