Pangdam Pastikan Penyebab Heli MI-17 Jatuh di Papua Murni Faktor Cuaca

12 jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2020, 07:41 WIB
Helikopter jenis bell yang melakukan pencarian MI-17. (Liputan6.com/Katharina Janur/Kodam Cenderawasih)

Liputan6.com, Jakarta - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab menegaskan, helikopter MI-17 milik TNI AD yang jatuh di pegunungan Mandala, Distrik Oksop, Kabupaten Pegungan Bintang, Papua murni akibat faktor cuaca.

"Saya perkirakan pilot sudah berusaha untuk membawa helikopter ke lokasi semula, tetapi karena situasi cuaca yang berkabut di daerah pegunungan saat itu sehingga pilot memutuskan untuk kembali tetapi saat memutar heli terjadi insiden kecelakaan menabrak gunung," ujar Herman usai meninjau 12 jenazah di RS Bhayangkara Kota Jayapura, Papua, Sabtu (15/2/2020).

Terkait dengan senjata yang dimiliki prajurit saat kecelakaan helikopter hilang, menurut Herman, untuk sementara masih disimpan warga lokal yang saat itu sedang berburu.

"Untuk senjata organik prajurit TNI korban kecelakaan helikopter dipastikan akan dikembalikan warga," katanya.

Dilansir Antara, Herman menyatakan bahwa keluarga besar TNI dan Polri berduka atas insiden ini. Menurutnya, insiden jatuhnya helikopter ini merupakan kecelakaan murni yang datang dari rencana Tuhan.

"Atas nama pribadi, prajurit, dan keluarga besar Kodam XVII/Cenderawasih saya ikut berduka cita atas gugurnya prajurit TNI dalam bertugas di wilayah Papua," ucap Pangdam Cenderawasih.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Heli Buatan Rusia

Serka Suriatna Wijaya Kusuma tercatat sebagai salah satu penumpang Helikopter MI-17 milik TNI AD yang hilang kontak di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. (Liputan6.com/ Panji Prayitno)

Helikopter buatan Mil Helikopter, Rusia itu diketahui tergabung pada Pusat Penerbangan TNI AD dan menerbangkan 12 penumpang termasuk lima anggota Batalyon Infanteri 725/WRG.

Para personel pesawat helikopter MI-17 itu adalah Kapten CPN Bambang sebagai flight engineer, Kapten CPN Aris sebagai pilot, Sersan Kepala Suriatna (T/I), Letnan Satu CPN Ahwar (kopilot), Prajurit Satu Asharul (mekanik), Prajurit Kepala Dwi Pur (mekanik), dan Sersan Dua Dita Ilham (bintara avionika).

Kemudian anggota Batalyon Yonif 725/WRG yang turut dalam penerbangan itu adalah Sersan Dua Ikrar Setya Nainggolan (komandan regu), dengan anggota Prajurit Satu Yaniarius Loe (tamtama bantuan senapan otomatis), Prajurit Satu Risno (tamtama penembak senapan 1/GLM), Prajurit Dua Sujono Kaimudin (tamtama penembak senapan 2), dan Prajurit Dua Tegar Hadi Sentana (tamtama penembak senapan 4).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya