Rupiah Melemah Dibayangi Korban Virus Corona Terus Bertambah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat akhir pekan ini

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 14 Feb 2020, 12:00 WIB
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat akhir pekan ini. Pelemahan dibayangi mengenai penyebaran virus corona yang terus memakan korban.

Mengutip Bloomberg, Jumat (14/2/2020), rupiah dibuka di angka 13.695 per dolar AS, melemah tipis jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.694 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 13.695 per dolar AS hingga 13.707 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,18 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah dipatok di angka 13.707 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.679 per dolar AS.

"Adanya penambahan signifikan dalam laporan terbaru jumlah yang terinfeksi dan meninggal karena Virus Corona di Provinsi Hubei, menyebabkan kekhawatiran di pasar keuangan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/2/2020).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kemungkinan Penguatan Lagi

Teller menghitung mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Provinsi Hubei China kini menggunakan metode baru dengan mengikutsertakan deteksi lewat CT Scan. Akibatnya, pasar menganggap masih banyak kasus Virus COVID-19 yang tidak terungkap.

"Ini menyebabkan harga aset berisiko tertekan dan aset safe haven emas melonjak lagi," ujar Ariston.

Hari ini, lanjut Ariston, pasar masih mewaspadai perkembangan terbaru. Harga aset berisiko termasuk rupiah mungkin saja bisa menguat lagi bila ada komentar-komentar yang meredakan kecemasan.

Ariston memperkirakan rupiah pada hari ini bergerak di kisaran Rp13.650 per dolar AS hingga Rp13.730 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya