Produksi Mobil Listrik, Ini Tantangan yang Harus Dihadapi Indonesia

Selangkah lagi Indonesia siap menuju peralihan ke industri kendaraan ramah lingkungan

oleh Arief Aszhari diperbarui 25 Jul 2019, 18:08 WIB
Pengemudi mobil Blue Bird BYD e6 A/T tengah mengisi daya listrik di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Perusahaan taksi Blue Bird meluncurkan taksi bertenaga listrik pertama di Indonesia. Rencananya, sebanyak 30 unit taksi listrik Blue Bird akan beroperasi mulai Mei 2019. (Liputan6.com/Angga Yu

Liputan6.com, Jakarta - Selangkah lagi Indonesia siap menuju peralihan ke industri kendaraan ramah lingkungan. Bahkan, regulasi terkait keberadaan mobil listrik, hybrid, plug-in hybrid, dan energi terbarukan lain yang tertuang dalam Peraturan Presinden (Perpres) dan Peraturan Pemerintah (PP) siap disahkan dalam pekan ini.

Dijelaskan Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI), Sri Mulyani, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia terkait industri otomotif yang lebih ramah lingkungan ini.

"Pertama, tentunya perilaku konsumen. Kita perlu mengedukasi mengenai pentingnya berpartisipasi mengubah dan pindah untuk memilih mobil yang lebih bersih (ramah lingkungan)," jelas Sri Mulyani saat menjadi pembicara di seminar Indonesia Automotive Industry Readiness Towards Industry 4.0 di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, ICE, BSD, Tangerang Selatan.

Lanjut Sri Mulyani, biasanya konsumen bisa memilih mobil yang lebih ramah lingkungan jika kendaraannya memang bagus dan kompetitif.

"kalau di Amerika Serikat, Tesla waktu diluncurkan harganya US$ 100 ribu, dan sepertinya beli sampai antri. Padahal, kita bisa beli kendaraan seperti hybrid US$ 30 ribu itu, hari ini datang ke showroom dan setengah jam kemudian bisa dibawa pulang," jelasnya.

"Jika berbicara harga, itu satu banding tiga namun kenapa konsumen di Negeri Paman Sam lebih memilih Tesla? karena mereka tertarik dengan cerita di balik Elon Musk, tentang segala macam bentuk mobil juga membuat konsumen senang. Jadi, konsumen beli banyak sesuatu dari suatu produk, narasinya, dan kebanggannya," tambahnya.

2 dari 2 halaman

Edukasi Gaikindo

Dengan melihat hal tersebut, sang menteri berharap Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mulai mengarahkan selera masyarakat agar jatuh hati, dan lebih butuh dengan kendaraan listrik.

"Ini saya berharap, proses edukasi terhadap konsumen harus dilakukan sistematis, agar kita juga menciptakan pra kondisi market bagi pergeseran industri mobil konvensional ke industri berbasis kendaraan listrik," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya