MCH Diajak Telisik Sisi Spiritual Ibadah Haji hingga Tangkal Hoaks

Penyelenggaraan haji itu tidak semata terkait transportasi, akomodasi dan konsumsi.

oleh Nurmayanti diperbarui 24 Jun 2019, 15:00 WIB
Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan saat membuka Pembekalan MCH 1440H/2019M di Jakarta, Senin (24/6/2019). Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mengajak para petugas haji yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) untuk menelisik sisi spiritual penyelenggaraan ibadah haji. Pemberitaan yang diberikan pun bisa mengedukasi, berimbang, memberikan pemahaman kepada para jemaah haji serta menangkal hoaks yang beredar.

Ini disampaikan Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan saat membuka Pembekalan MCH 1440H/2019M di Jakarta, Senin (24/6/2019). Pembekalan diikuti sebanyak 30 jurnalis, terdiri dari wartawan media cetak, online, televisi, radio, serta fotografer profesional.

“Saya mengajak tim MCH untuk juga menelisik sisi spiritual penyelenggaraan ibadah haji,” jelas dia.

Menurut dia, jika penyelenggaraan haji itu tidak semata terkait transportasi, akomodasi dan konsumsi. Itu semua adalah wasilah atau sarana prasarana.

"Selain wasilah yang baik, substansi haji adalah bagaimana jemaah bisa menggapai kemabruran dalam ibadah,” ujar dia.

M Nur Kholis Setiawan turut mengingatkan jika haji merupakan perjalanan ibadah yang paripurna, bukan ritual jalan-jalan. Karenanya, pemahaman jemaah terhadap manasik sangat penting.

“Di sinilah tim MCH mengemban peran profetik untuk ikut mengedukasi jemaah tentang proses ibadah yang baik,” tuturnya.

“Niatkan ini sebagai ibadah agar segala proses yang dilakukan juga bernilai ibadah, tidak semata kerja profesional,” sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Berimbang

Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan saat membuka Pembekalan MCH 1440H/2019M di Jakarta, Senin (24/6/2019). Darmawan/MCH

Dia juga mengingatkan pentingnya verifikasi dan klarifikasi dalam setiap informasi. Hal itu penting karena berita haji sangat ditunggu masyarakat, tidak hanya jemaah, tapi juga keluarga jemaah di Tanah Air.

“Jangan sampai pemberitaan tim MCH justru meresahkan jemaah atau keluarga jemaah. Semua harus berimbang sesuai kode etik jurnalistik yang berlaku. Juga mencerahkan dan mengedukasi,” ujar Sekjen.

Mengutip salah satu ungkapan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terdapat pada Kitab Al-Mizan Al-Kubra karya Imam Al-Sya’rani, Sekjen mengingatkan tim MCH tentang bahaya hoaks.

“Idzaa ra'aytum jamaa'atan yatanaajawna sirran fiimaa baynahum bi amri diinihim, fasyhaduu anna dzaalika dlalaalun wa bid'atun. Ketika kalian melihat sekelompok orang yang berbisik-bisik (secara tertutup) terkait persoalan keagamaan mereka, yakinlah bahwa kelompok masyarakat itu sesat dan bid'ah,” ujar dia.

Dia turut menjelaskan pentingnya keterbukaan dalam beragama. Sifat berbisik seringkali memunculkan sakwa sangka dan berpotensi menebar informasi yang tidak benar, alias hoaks.

 

Tonton Video Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya