Cerita Artis Pantura Cirebon Gagal Jadi Caleg karena Politik Uang

Politik uang masih mewarnai setiap momentum pemilu baik ditingkat pusat maupun daerah bahkan pada setiap pemililah kepala desa

oleh Panji Prayitno diperbarui 28 Apr 2019, 21:00 WIB
Rudihanto artis Pantura Cirebon yang nyaleg mengaku tidak lolos dalam Pileg karena politik uang. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Sisa semangat masih terlihat dari raut wajah Rudihanto. Meski kalah dalam Pileg 2019, Rudihanto tetap tegar dan memilih kembali ke panggung menghibur rakyat dengan tembang khas Panturanya.

Rudihanto adalah salah satu dari Caleg yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cirebon. Pria yang akrab disapa Rudi Setro ini adalah artis pantura yang tak asing namanya.

"Tidak lolos nih tapi gak masalah lur santai saja," kata Rudi Setro, Minggu (28/4/2019).

Rudi mengaku berusaha untuk tidak memikirkan kekalahan yang didapat pada Pileg ini. Rudi mengatakan hingga saat ini belum tahu hasil perolehan suara yang didapatnya.

Artis pantura yang menerima penghargaan tembang pantura terpopuler tahun 2017 ini menjadi bacaleg Partai Amanat Nasional (PAN). Dia menjadi Caleg mewakili Dapil 1 Kelurahan Lemahwungkuk dan Kejaksan Kota Cirebon dengan nomor urut 8.

"Saya belum tahu rekapitulasinya ada di partai saya masih ikut jadwal manggung dulu," kata dia.

Rudi memilih menyibukkan diri dan kembali ke dunia tarik suara khusus tembang pantura. Hingga saat ini, dia mengaku tidak tahu berapa perolehan suara yang didapat.

Sejak dirinya masuk dalam peserta Pileg, Rudy mengaku fokus pada pencalonan dan sosialisasi. Pria yang nge-hits dengan lagu "Pahit Putusane" itu tak menyangka harus bersaing dengan cara caleg lain yang menggunakan segala cara.

"Adu gagasan dengan sosialisasi itu lebih baik daripada pakai cara kotor," kata dia.

2 dari 2 halaman

Politik Uang

Suasana pencoblosan pada Pemilu 2019 serentak di Kota Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Dia mengaku sangat menyangkan aksi caleg lain yang menggunakan uang sebagai jalan terakhir. Padahal, politik uang dilarang dan diatur dalam undang-undang.

Oleh karena itu, dia memastikan kalah dengan caleg lain yang memilih jalan menggunakan serangan fajar. Meski demikian, dia mengakui belum ada keputusan valid berdasarkan hitungan KPU Kota Cirebon.

"Yakin saja kalah karena yang habis dana besar pasti yang dapat banyak suara. Sementara saya kan tidak pakai itu (serangan fajar)," ujar dia.

Dia mengakui, politik uang masih sangat kental dilakukan para politisi baik di Kota Cirebon maupun Indonesia. Menurut dia, politisi yang menggunakan politik uang masuk dalam kategori membodohi rakyat.

Rudi mengaku tidak menyalahkan sistem yang sudah dibuat dengan baik dan ketat. Hanya saja, untuk bisa mengabdi kepada masyarakat membutuhkan waktu dan proses yang panjang.

"Sudah dipastikan yang pakai politik uang itu tidak akan amanah kepada rakyat," ujar dia.

Namun demikian, Rudi mengaku tidak kapok untuk kembali ikut dalam Pileg periode mendatang. Dia mengambil hikmah dari pengalaman yang didapatnya pada Pileg 2019.

Dia mengaku sejak awal memastikan maju sebagai caleg, sudah siap untuk menerima apapun hasilnya. Dia menyatakan diri tidak seperti caleg lain yang depresi karena sudah merasa kalah.

"Yang jelas dalam dunia politik menang dan kalah itu biasa kita jangan baperan. Mending lolos kalau tidak lolos dan baperan bisa jadi stress nanti," kata dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya