Bawaslu Minta Warganet Laporkan Video Dugaan Kecurangan Sebelum Diviralkan

Bawaslu meminta kepada masyarakat, terutama pengguna internet agar langsung melaporkan ke Bawaslu jika menemukan video-video yang berisi dugaan kecurangan selama Pemilu 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2019, 20:17 WIB
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja (Liputan6.com/Yunizafira)

Liputan6.com, Jakarta - Bawaslu meminta kepada masyarakat, terutama pengguna internet agar langsung melaporkan ke pihaknya jika menemukan video-video yang berisi dugaan kecurangan selama Pemilu 2019.

Hal ini seharusnya dilakukan sebelum masyarakat membagikannya atau mengunggah ke sosial media.

"Sebelum Anda viralkan, lapor ke kita dulu atau pas Anda laporkan (sekaligus) Anda viralkan, monggo," ujar Komisioner Bawaslu RI, Rahmad Bagja, di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

Terpenting, lanjut dia, dalam video dugaan pelanggaran itu jelas lokasinya dan identitas TPS-nya. "Yang penting jelas TPS bermasalah di mana, PPK di mana, kecamatan mana, penghitungan di mana, itu yang penting," Bagja menjelaskan.

Dia mengatakan sejumlah video ditindaklanjuti pihaknya. Namun ada juga beberapa video bermasalah yang kontennya bukan berisi dugaan kecurangan.

"Ini bukan kecurangan. Ini malah tim paslon ini menghalangi PPK masuk ngambil surat suara untuk dihitung, direkapitulasi," ucap Komisioner Bawaslu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

2 dari 2 halaman

Pasti Akan Ditindaklanjuti

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja (tengah) saat menjadi narasumber diskusi di Media Center KPU RI, Jakarta, Rabu (6/3). Diskusi bertemakan 'tantangan mewujudkan pemilu damai'. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia mengatakan, semua laporan yang masuk ke Bawaslu ditindaklanjuti langsung. Saat ini, timnya juga tengah berada di Sumatera Utara untuk menangani dugaan kecurangan. Termasuk belum lama ini pihaknya juga turun ke Nias Selatan.

"Di daerah Nias itu pengawasnya kita selidiki, 'Lah kenapa Anda enggak bergerak? Kok ada orang bisa nyoblos berkali-kali, pengawasnya tidur apa ke mana?'," kata Bagja.

"Itu jadi koreksi bagi kami. Kami tidak akan melindungi pengawas kami yang bermasalah. Dari pada masa depan demokrasi kita hancur, kita tindak yang bermasalah-bermasalah itu," lanjut dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya