SMRC: Hoaks Pengaruhi Elektabilitas Jokowi

Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi berubah dari 57,6 persen pada Februari 2019, menjadi 56,8 persen pada April 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 14:25 WIB
Capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi (kiri) dan Ma'ruf Amin saat memaparkan visi misi dalam debat Pilpres 2019, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani menyebut hoaks yang menyerang capres petahana Joko Widodo (Jokowi) berdampak terhadap elektabilitasnya. Hal tersebut terekam dalam survei elektabilitas SMRC April 2019.

Dalam survei tersebut, elektabilitas Jokowi berubah dari 57,6 persen pada Februari 2019, menjadi 56,8 persen pada April 2019. Seiring dengan naiknya tingkat masyarakat yang percaya Jokowi kaki tangan China, dari 10 menjadi 13 persen.

"Ada kenaikan sedikit memang trennya, itu lah yang menjelaskan mengapa elektabilitas Jokowi menurun, kalau dilihat satu tahun lalu. Karena ada perubahan juga hoaksnya naik," ujar Deni saat pemaparan survei di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (12/4/2019).

Sementara itu, orang yang percaya hoaks Jokowi PKI sebesar 6 persen. Orang yang percaya Jokowi anti Islam juga sama di angka 6 persen.

"Karena cuma sedikit ya efeknya gak banyak," kata Deni.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi Lebih Disukai

Capres nomor urut 01 Joko Widodo saat tanya jawab dalam debat keempat Pilpres 2019 yang diselenggarakan KPU di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (30/3). Debat kali ini mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sementara itu Deni menuturkan tingkat kesukaan Jokowi lebih tinggi daripada Prabowo. Jokowi berada di angka 86 persen, dan Prabowo 75 persen. Sementara para wakilnya, Ma'ruf Amin 83 persen, dan Sandiaga 80 persen.

"Ya memang kualitas personal Jokowi lebih unggul. Itu lah mengapa Jokowi juga unggul dari Prabowo," kata dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya