Pernyataan Donald Trump Bikin Bursa Saham Asia Menguat

Bursa saham Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini (13/4/2018) karena kekhawatiran ancaman rudal dari Donald Trump mulai surut

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Apr 2018, 08:51 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan Jumat (3/4/2018). Penguatan ini merespons komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meredakan kekhawatiran investor terkait ancaman serangan rudal ke Suriah.

Mengutip CNBC, Jumat ini, indeks utama bursa saham Asia mendaki. Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,97 persen dan indeks Topix sebesar 0,8 persen. Saham sektor keuangan memimpin penguatan, disusul saham-saham produsen teknologi dan otomotif seiring penguatan dolar AS.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan terkerek naik tipis 0,48 persen ditopang peningkatan saham di sektor teknologi. Begitupun dengan indeks saham S&P/ASX 200 Australia yang menguat 0,27 persen terimbas kenaikan saham di sektor material dan keuangan.

Penguatan di bursa saham Asia pagi ini mengikuti gerak Wall Street yang ditutup mendaki karena pernyataan Donald Trump. Dalam tweet-nya, Trump mengklarifikasi bahwa serangan rudal AS ke Suriah kemungkinan tidak akan datang segera.

"Jangan pernah tanya kapan serangan ke Suriah akan terjadi. Bisa jadi segera atau tidak secepat itu," tulis Trump dalam tweet-nya.

Pernyataan Donald Trump ini meredakan kekhawatiran investor atas kondisi geopolitik di Suriah. Walhasil, kepercayaan investor pun meningkat.

 

2 dari 2 halaman

Dolar AS Perkasa

Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks dolar AS terhadap mata uang utama diperdagangkan menguat pada level 89,757. Mata uang dolar AS dianggap instrumen investasi paling aman di tengah ketidakpastian dan ketidakstabilan.

Sementara harga minyak dunia stabil setelah menyentuh harga tertinggi lebih dari tiga minggu. Harga minyak West Texas Intermediate AS tergelincir 0,25 persen ke posisi US$ 66,90 per barel dan minyak mentah berjangka Brent turun 0,12 persen pada US$ 71,93.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya