Pemerintah Dorong Produksi Mobil 1,29 Juta Unit pada 2020

Pada 2020, ditargetkan Indonesia mampu produksi lebih dari 1,29 juta unit, baik untuk domestik maupun ekspor

oleh Arief Aszhari diperbarui 29 Mar 2018, 21:15 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan mobil di pabrik Karawang 1 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Jawa Barat, Selasa (26/1). Pabrik ini memproduksi Kijang Innova serta Fortuner mencapai 130.000 unit pertahun. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif termasuk salah satu sektor andalan, yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Hal tersebut terlihat dari sumbangsih otomotif sebesar 10,16 persen pada tahun lalu.

Selain itu, industri otomotif juga mampu menyerap tenaga kerja langsung sekitar 350 ribu orang, dan tenaga kerja tidak langsung sebanyak 1,2 juta orang.

"Kebutuhan masyarakat akan produk otomotif semakin meningkat, di mana pada 2020 ditargetkan Indonesia mampu produksi lebih dari 1,29 juta unit, baik untuk domestik maupun ekspor," jelas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di Jakarta, belum lama ini.

Lanjut Airlangga, industri otomotif juga diharapkan mampu menjadi andalan ekspor. Bahkan, saat ini pihak pemerintah Indonesia tengah menyiapkan intensifnya, dengan menurunkan PPnBM untuk sedan.

"Pada era 80-an sedan mendominasi industri otomotif, dan pada waktu itu kendaraan SUV (MPV) dimulai dengan Kijang (Toyota). pada waktu ini, PPnBM sedan lebih mahal dari SUV (MPV)," jelas Airlangga.

Dengan menumbuhkan pasar sedan, pemerintah juga mengincar untuk meningkatkan atau memperluas pasar ekspor, terutama Australia. Pasalnya, industri otomotif di Negeri kangguru tersebut sudah menarik mundur, dan hal tersebut memiliki potensi yang cukup besar.

2 dari 2 halaman

Mobil Pedesaan Bisa Menggunakan Motor Elektrik

Mobil Desa AMMDes diklaim mampu menjangkau daerah-daerah pelosok yang belum terjangkau oleh fasilitas dan sarana transportasi yang mamadai. (Foto: Herdi Muhardi)

Mobil pedesaan dengan merek KMW (Kiat Mahesa Wintor) ini juga memiliki daya angkut maksimum 700 kg di jalan datar dan 500 kg di jalan menanjak. Spesifikasi tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai Alat Mekanisasi Multiguna Pedesaan atau AMMDes. Penggunaan KMW tak hanya sebagai angkutan mobilisasi hasil pertanian, namun juga untuk produktivitas seperti memompa air atau mengolah hasil panen.

Menurut Direktur PT Velasto Indonesia, Reiza Treistanto, pemilihan mesin ini merupakan tahap awal pengembangan KMW. Ke depannya bisa saja mesin yang digunakan berbasis listrik atau bahan bakar alternatif.

"Jadi sebetulnya mesin ada beberapa pilihan, ada diesel, bisa gasoline. Tapi nanti kalau sudah punya motor listrik bisa saja kita gunakan. Tapi sebagai tahap awal diesel dulu," jelas Reiza.

Tahap pra-produksi KMW sendiri rencanya dilakukan pada akhir tahun ini. Produksi massalnya baru akan dilakukan pada awal tahun 2019 di Klaten dan Bekasi.

"Kita mulai dari sekitar 3.000 - 6.000 unit per tahun. Setelah itu, kita akan kembangkan sesuai dengan permintaannya,” ujar Reiza.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya