Belakangan, Franky Mulai Bersentuhan dengan Politik

Lagu-lagu Franky memang tidak lagi semata bertema alam dan romansa seperti tahun 70-an. Meski tidak langsung menceburkan diri dikancah politik. Belakangan, Franky mulai terlibat kegiatan berbau politik.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Apr 2011, 18:14 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Lagu-lagu penyanyi lagu-lagu balada Franklin Hubert alias Franky Sahilatua tidak lagi semata bertema alam dan romansa seperti tahun 70-an ketika berduet dengan adiknya, Jane. Meski tidak langsung menceburkan diri, belakangan Franky mulai terlibat kegiatan berbau politik.

Syair-syairnya mulai berisikan kritik sosial atas ketidakadilan dan kesewenangan yang masih dirasakan sebagian masyarakat yang terpinggirkan.  Dua tahun lalu, Franky juga mempopulerkan lagu cicak dan buaya yang menggambarkan perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri. Pria berusia 57 tahun ini juga ikut mendukung pencalonan Sri Sultan Hamengkubuwono ke-X pada Pemilu Presiden 2009.

Setelah berjuang melawan kanker sumsum tulang belakang, Franky akhirnya wafat di Rumah Sakit Medika, Permata Hijau, Jakarta, Rabu (20/4) petang. Sebelumnya, almarhum sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura sebelum menjalani pengobatan di Tanah Air [baca: Penyanyi Franky Sahilatua Meninggal]. (APY)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya