Ini Penyebab Golkar Tunda Bahas Nasib Setnov

Padahal, rapat pleno Golkar mengagendakan pembahasan penting. Kabarnya pertemuan akan menentukan siapa pelaksana tugas ketua umum Golkar.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 29 Sep 2017, 15:22 WIB
Yorrys Raweyai memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat pleno di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (27/5/2015). Rapat pleno menghasilkan sejumlah keputusan dan berlangsung tertutup. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menggelar nonton bareng film 'Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI'. Fungsionaris Partai Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, acara itu diselenggarakan di Gedung Kura-Kura Kompleks MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta Pusat.

Acara itu diinisiasi Ketua Dewan Pembina Golkar, Abu Rizal Bakrie. 

"Kesekjenan bilang sudah tiga hari lalu diminta oleh Abu Rizal Bakrie," ujar Yorrys di Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Karena acara nobar itu, rapat pleno Golkar ditunda. Sebab, menurut Yorrys, kedua acara itu dijadwalkan di waktu yang hampir bersamaan.

Padahal, rapat pleno Golkar mengagendakan pembahasan penting. Kabarnya pertemuan akan menentukan siapa pelaksana tugas ketua umum Golkar. Hal itu menyusul kondisi Ketua Umum Golkar Setya Novanto yang tengah sakit.

Yorrys mengatakan, rapat pleno Golkar dijadwal ulang. Rencananya, lanjut dia, rapat pleno dilaksanakan Senin 3 Oktober mendatang.

"Akhirnya ya sudah hari Senin aja (rapat pleno)," tutup Yorrys.

 

2 dari 2 halaman

Desakan Setnov Mundur

Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Partai Golkar, Yorrys Raweyai, sebelumnya menyatakan Setnov harus dinonaktifkan sementara dan partai menunjuk pelaksana tugas.

"Rekomendasi politik kita meminta kepada ketua umum untuk dinonaktifkan dengan dua alasan. Pertama, Beliau mesti fokus untuk menyelesaikan kasus hukum. Kedua, karena kesehatan Beliau," kata Yorrys di Jakarta, Kamis 28 September 2017 malam.

Yorrys menyatakan, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar menyebut kepemimpinan Partai Golkar itu bersifat kolektif kolegial.

"Karena ini kan roda organisasi harus berjalan terus walaupun Pasal 19 AD/ART mengatakan, kepemimpinan itu kan kolektif kolegial. Tetapi harus ada yang jadi juru kunci. Nah, ini tidak bisa kita biarkan," ujar Yorrys.

Yorry menyatakan, Setnov berstatus tersangka dan dirawat di rumah sakit. Hal itu pun membuat elektabilitas Golkar merosot drastis.

"Kalau dia sakit terus begini, kenapa tidak fokus pulihkan kesehatan dulu? Tergantung dia mau bagaimana, ini kan saran. Soal keputusan, itu di tangan dia karena dia kan masih ketua umum," ujar Yorrys.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya