Jokowi Minta Perguruan Tinggi Cegah Infiltrasi Radikalisme

Jokowi mengatakan, jangan sampai perguruan tinggi jadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Sep 2017, 11:11 WIB
Jokowi dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/9/2017). (Dok. Setneg)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menyambut positif deklarasi perguruan tinggi se-Indonesia untuk melawan radikalisme. Tantangan saat ini menurutnya sangat besar.

Jokowi mengingatkan ancaman yang menyusup di balik perkembangan teknologi. Dia mencontohkan media sosial yang sangat terbuka.

Ia mensinyalir telah terjadi infiltrasi ideologi yang ingin menggantikan Pancasila dan memecah belah kita melalui saluran semacam itu. Hal itu, menurut dia, terjadi tanpa disadari.

Jokowi juga meminta perguruan tinggi mencegah masuknya ideologi radikalisme.

"Jangan sampai hasil kerja keras untuk anak cucu kita hancur karena terorisme dan radikalisme sehingga bangsa kita jadi bangsa yang mundur," kata Jokowi dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Selasa (26/9/2017).

Jokowi sekaligus mengingatkan perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Karena itu, ucap dia, sangat berbahaya bila perguruan tinggi dimanfaatkan segelintir pihak sebagai medan infiltrasi ideologi ini.

"Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika," Jokowi menegaskan.

Ia sekaligus mengajak seluruh pihak memupuk rasa persaudaraan antarsesama. Sebab, bangsa Indonesia mampu berdiri tegak hingga sekarang ini karena adanya persatuan yang telah ditanamkan sejak dulu.

2 dari 2 halaman

Deklarasi Melawan Radikalisme

Sebelumnya, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir bersama 148 Perguruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta berkumpul di Universitas Kristen Indonesia (UKI), Cawang, Jakarta Timur. Mereka menggelar deklarasi gerakan melawan radikalisme.

Menurut Nasir, salah satu caranya adalah dengan menanamkan kembali nilai Pancasila di lingkungan kampus.

"Di dalam menangkal radikal di kampus, kami mengaktifkan semua kegiatan kampus yang berbasis pada Pancasila. Bagaimana kita meningkatkan kepada mahasiswa berbasis Pancasila dan kebangsaan," tutur Nasir di Kampus UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2017).

Selain itu, masyarakat kampus juga mesti menunjung tinggi Empat Pilar Kebangsaan. Termasuk salah satunya Bhineka Tunggal Ika yang saat ini rentan terkontaminasi isu SARA sehingga radikalisme makin memperkeruh kehidupan bermasyarakat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya