Ini Alasan Jangan Pernah Styling Rambut yang Basah

Meksipun hasilnya akan cepat terlihat, tetapi memanaskan rambut dalam keadaan basah ternyata dapat sangat berbahaya.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 19 Agu 2017, 13:00 WIB
Meksipun hasilnya akan cepat terlihat, tetapi memanaskan rambut dalam keadaan basah ternyata dapat sangat berbahaya. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Setelah keramas dan memberikannya perawatan, sangat umum jika orang menata rambut mereka. Entah meluruskan atau mengeritingnya, mereka menggunakan alat bersuhu tinggi.

Meksipun hasilnya akan cepat terlihat, tetapi memanaskan rambut dalam keadaan basah ternyata dapat sangat berbahaya. Sebab, hal ini akan mempercepat kerusakan rambut.

National Education Manager Matrix Indonesia Patricia Lauretta Viola mengatakan, menata rambut dengan alat bersuhu tinggi dapat merusak kutikula rambut. Apalagi jika dilakukan dalam kondisi rambut basah.

"Rambut basah cenderung lebih rapuh sehingga sebaiknya tidak langsung di-styling dengan suhu tinggi," ujarnya di Hair Show Matrix, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Rata-rata suhu alat styling untuk melurus rambut berkisar 185-230 derajat celcius. Sementara pengeriting yakni sekitar 95-200 derajat celcius. Suhu ini lebih panas daripada suhu air mendidih.

Rambut yang basah artinya memiliki kandungan air yang tinggi. Jika dipanaskan dengan suhu tersebut, air bisa mendidih dan merusak bagian dari rambut.

Air yang mendidih berubah menjadi gas. Ada efek memuai saat air berubah bentuk. Artinya ada efek ledak di rambut yang dapat memecah bagian-bagian rambut seperti kutikula, korteks, hingga medula.

Alhasil, rambut cenderung menjadi kering dan patah. Sementara jika rambut kering, efek ledak ini dapat dikurangi. Apalagi jika Anda menggunakan produk pelindung rambut sebelumnya.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya