Ribuan Pengungsi Mengeluh Lapar

Barak-barak pengungsian Manisrenggo, Klaten, Jateng, dijejali pengungsi. Kini, mereka mengeluh kekurangan makanan dan sarana umum.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Nov 2010, 18:20 WIB
Liputan6.com, Yogyakarta: Hembusan awan panas membuat warga di lereng Merapi harus mengungsi hingga radius 15 kilometer, sekaligus meinggalkan barak pengungsian sebelumnya, Kamis (4/11). Bahkan, para relawan pun ikut membantu proses evakuasi sebagai antisipasi aktivitas Merapi yang kian besar.

Barak pengungsian di Glagah Harjo, Cangkringan, 13 kilometer dari puncak Merapi, misalnya. Para relawan dan tim evakuasi memeriksa tenda pengungsian satu per satu. Barang-barang milik warga diselamatkan dan dapur umum dibongkar.

Pengosongan barak itu membuat barak lain yang dianggap lebih aman kebanjiran pengungsi. Pos pengungsian di Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, misalnya. Ribuan pengungsi terpaksa berbagi tempat hingga harus tidur dengan alas seadanya di lokasi pengungsian beradius 15 kilometer dari Merapi itu.

Kini, warga mengeluh kelaparan karena belum ada bantuan logistik dan belum ada kamar mandi umum. "Jadi kalau mau buang air, ya ke sawah-sawah dulu," kata Parmin, seorang pengungsi.(BJK/SHA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya