Harga Minyak Menguat Imbas Pasokan AS Turun

Harga minyak baik WTI dan Brent mencatatkan level tertinggi sejak 6 Juni 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Jul 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak (iStock)

Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat ke level tertinggi dalam enam minggu usai pemerintah Amerika Serikat (AS) menunjukkan data penurunan pasokan minyak.

Harga minyakWest Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 1,6 persen atau 72 sen ke level US$ 47,12 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga minyak Brent untuk pengiriman September menguat 86 sen atau 1,8 persen ke level US$ 49,70 per barel.

Berdasarkan data Facset, baik harga minyak WTI dan Brent mencatatkan level tertinggi sejak 6 Juni. "Selama 15 minggu, pasokan minyak AS turun 13 kali, dan penurunan melebihi yang diharapkan," ujar Fawad Razaqzada, Analis Forex.com, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (20/7/2017).

Ia menambahkan, meski demikian masih ada kelebihan pasokan di pasar global. Ini berdasarkan data EIA yang menunjukkan pasokan minyak domestik yang menguat sepanjang tahun ini.

Sebelumnya EIA melaporkan pasokan minyak domestik turun 4,7 juta barel hingga 14 Juli 2017. Ini mengikuti penurunan pasokan dua minggu sebelumnya. Penurunan itu melebihi perkiraan analis yang disurvei oleh S&P Global Platts sekitar 3 juta barel. Sedangkan The American Petroleum Institute melaporkan pertumbuhan minyak AS mencapai 1,6 juta barel.

"Pasokan minyak lebih baik artinya harga minyak Brent di kisaran US$ 50. Meski demikian, pergerakan harga minyak begitu sensitif dengan berita negatif," ujar Adrienne Murphy, Chief Market Analyst AvaTrade.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya