PP Muhammadiyah Kecam Aksi Pelaku Teror London

Selain mengutuk teror London, PP Muhammadiyah menyerukan semua pihak untuk menanggulangi tindak terorisme.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 05 Jun 2017, 21:01 WIB
Seorang anggota polisi berusaha menjauhkan orang-orang dari London Bridge, setelah dua serangan teror di pusat kota London, Sabtu (3/6). Serangan brutal terjadi di London Bridge dan Borough Market, yang dilakukan lima orang pria. (AP Photo/ Matt Dunham)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersuara terkait dengan teror London yang terjadi pada Sabtu 3 Juni 2017 lalu. Serangan teror berupa aksi penabrakan mobil ke arah pejalan kaki serta penikaman kepada warga tak bersalah dianggap meneror rasa aman rakyat Inggris.

Insiden itu menyebabkan tujuh orang tewas dan 48 terluka, 21 di antaranya dalam kondisi kritis. Serangan ini terjadi di tengah persiapan menjelang pemilu parlemen yang akan diadakan pada 8 Juni 2017. Peristiwa itu terjadi 12 hari pasca-bom bunuh diri Manchester yang menewaskan 22 orang penonton konser Ariana Grande.

"PP Muhammadiyah mengecam serangan yang mengakibatkan jatuhnya korban tak berdosa, baik di Manchester maupun di London," tulis pernyataan Muhammadiyah dalam keterangan yang diberikan kepada Liputan6.com pada Senin (5/6/2017).

"Seluruh warga Muhammadiyah turut bersimpati dan berduka atas terjadinya teror ini dan mendukung pemerintah Inggris untuk melakukan investigasi," lanjut pernyataan itu.

Dikutip dari CNN, tiga orang pelaku tewas ditembak polisi. ISIS mengklaim mereka bertanggung jawab atas teror London itu.

Terkait hal itu, "PP Muhammdiyah menyatakan serangan teror kepada masyarakat tak bersalah dan mengatasnamakan suatu agama, sesungguhnya tidak sejalan dengan nilai-nilai ajara agama."

PP Muhammadiyah juga mendorong semua pihak untuk menanggulangi tindak terorisme yang telah merusak nilai kemanusiaan dan keagamaan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Pasca-teror London, polisi telah menangkap 12 orang terkait ketiga pelaku. Para pemimpin dunia mengutuk serangan yang dianggap keji dan barbar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya