Bentrokan Warnai Demo Anti-Transportasi Online di Solo

Para sopir taksi dan pengemudi GoJek saling serang di Kota Solo, Jateng.

oleh Fajar Abrori diperbarui 15 Mar 2017, 15:01 WIB
Polisi menjaga di depan Balai Kota Solo, Jateng, mengantisipasi bentrok susulan antara sopir taksi dan pengemudi GoJek. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Solo - Setelah terjadi di beberapa kota di Tanah Air, polemik dan ricuh terkait transportasi online berlangsung pula di Kota Solo, Jawa Tengah. Bahkan, sopir taksi dan pengemudi GoJek terlibat bentrok di Solo, hari ini.

Bentrokan antara sopir taksi dan pengemudi ojek online tersebut awalnya terjadi di depan kawasan Stasiun Purwosari yang berlanjut di depan Balai Kota Solo. Pantauan Liputan6.com, sejumlah polisi, personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) berjaga di depan gerbang Balai Kota Solo.

Aparat keamanan menjaga ketat lantaran sopir taksi berkumpul di halaman balai kota tersebut. Awalnya para sopir taksi sempat berdiri di depan gerbang untuk mengadang pengemudi GoJek. Namun oleh petugas keamanan, mereka selanjutnya digiring masuk dan gerbang ditutup serta dijaga petugas.

Salah satu pengemudi taksi, Rizal mengatakan bahwa bentrokan pertama dengan pengemudi ojek berbasis aplikasi online sempat terjadi di depan Stasiun Purwosari.

"Awalnya di Purwosari sempat terjadi gesekan dengan GoJek," ucap dia di Balai Kota Solo, Rabu (15/3/2017).

Usai bentrokan, para pengemudi taksi Mahkota langsung menggelar konvoi menuju Balai Kota Solo untuk menyuarakan pendapat. "Hanya saja ketika dalam perjalanan, kami diadang GoJek," ujar dia.

Para sopir taksi menggelar demonstrasi terkait keberadaan ojek online di depan Balai Kota Solo, Jateng. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Dalam perjalanan tersebut, sopir taksi bernama Aril mengaku mobilnya dilempar batu oleh pengemudi GoJek, tepatnya di kawasan rel Bengkong di Purwosari.

"Kami kumpul di Purwosari, terus lanjut ke balai kota. Saat sampai di rel Bengkong ada sekumpulan GoJek yang emosi lalu melempar batu ke mobilnya," kata dia.

Selain melempari mobil taksinya, imbuh Aril, pengemudi GoJek tersebut juga mengeluarkan kata ancaman yang ditujukan kepada dirinya.

"Saat melempar itu, pengemudi GoJek juga teriak, 'Awas, tak titeni' (lihat saja)," kata dia menirukan ancaman yang disampaikan pengemudi ojek online.

Saling Balas

Adapun saat para sopir taksi berkumpul di depan Balai Kota Solo untuk menyampaikan keluhan atas beroperasinya ojek online, sejumlah rombongan pengemudi GoJek melintas depan balai kota.

Selanjutnya, pengemudi taksi pun berlarian untuk mengejar pengemudi GoJek. Bentrokan kecil sempat terjadi, tapi tidak merembet lebih besar karena polisi langsung turun tangan.

Rombongan pengemudi GoJek melintas di depan Balai Kota Solo, Jateng. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Sopir taksi berkumpul di Balai Kota Solo, sedangkan pengemudi GoJek berkerumun di kawasan Benteng Vasterburg yang berjarak sekitar 150 meter dari Kantor Pemerintah Kota Solo. Namun, keberadan pengemudi ojek online tersebut langsung dibubarkan oleh aparat kepolisian.

Koordinator sopir taksi, R Tomy mengaku sejak beroperasinya GoJek, pendapatan mereka mengalami penurunan drastis. Bahkan, selama dua bulan terakhir, pendapatan sopir taksi di Solo tak cukup untuk membayar setoran.

"Selama dua bulan kita mati tidak ada penghasilan karena beroperasinya GoJek," ia mengeluhkan.

Transportasi online tersebut juga dianggap menyerobot lahan pangkalan untuk taksi. "Katanya mereka melayani hanya jika ada orderan, tetapi kenapa mereka di pangkalan," kata Tomy.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya