JK Pamer Universitas Islam Internasional ke Dewan Negara Oman

Yahya menyampaikan pada JK, bahwa dia ingin hubungan Indonesia dan Oman terus ditingkatkan pada masa mendatang.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Mar 2017, 20:21 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) hadir di forum IORA

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerima kunjungan kehormatan Ketua Dewan Negara Oman, Yahya Mahfoodh Al Manthri, usai menghadiri Peresmian Pembukaan Indian Ocean Rim Association (IORA).

Dalam kesempatan itu, Yahya mengaku ingin meningkatkan hubungan bilateral kedua negara yang telah berlangsung sejak dibukanya hubungan diplomatik pada 1978. 

"Saat ini sudah ada penerbangan Oman Air sebanyak tujuh kali seminggu yang melayani Muscat-Jakarta," kata Yahya di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Bukan hanya itu, dia juga menuturkan, kerja sama juga ditingkatkan, salah satunya dalam penyelesaian konflik di wilayah Yaman dan Suriah, juga upaya mengembangkan Islam yang toleransi dan mengembangkan pluralisme.

Terkait hal itu, JK menuturkan, memang kerja sama Indonesia-Oman bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga meningkatkan dalam hal pertahanan.

"Kerja sama sangat penting tidak hanya di bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang pertahanan keamanan," ungkap Wapres

Dalam pertemuan itu, JK juga menyampaikan rencana pemerintah Indonesia yang akan mendirikan Universitas Islam Internasional di Jakarta.

JK menjelaskan, didirikannya universitas tersebut bertujuan untuk siar Islam yang toleran dan moderat. "Kami ingin ada pertukaran pemikiran tentang Islam yang moderat dan kami mengundang para pengajar dari seluruh dunia," jelas JK.

Pemerintah saat ini tengah membangun Universitas Islam berskala internasional di kawasan Cimanggis, Depok. Rencanyanya, kegiatan akademik di universitas tersebut akan dimuilai pada 2018.

Cendikiawan Muslim Komaruddin Hidayat yang terlibat dalam pembangunan universitas itu mengatakan, salah satu pertimbangan pendirian Universitas Islam Internasional adalah, bagaimana Islam di Indonesia yang dikenal moderat bisa berkontribusi pada dunia.

"Justru banyak yang menyarankan pusat studi Islam di Indonesia dengan mendatangkan profesor-profesor bagus, kemudian mahasiswa asing dan juga mahasiswa Indonesia untuk belajar di sini," kata mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya