Sukses

Blibli Panggil Pemegang Saham 13 Juni 2024, Ini Agenda Penting yang Bakal Dibahas

Dana yang diterima dari PMTHMETD ini akan digunakan untuk modal kerja PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli guna mendukung kegiatan usaha utama serta pengembangan usaha perseroan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli mengumumkan rencana penambahan modla tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PTHMETD). Pada aksi tersebut, perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 9.400.240.527 lembar saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham.

Jumlah saham yang diterbitkan itu sebanyak-banyaknya setara 7,63 persen dari modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan. Perseroan membagi aksi ini dalam dua kategori. Pertama, penerbitan 4,90 miliar lembar dalam rangka private placement, dan 4,50 miliar saham untuk program Management and Employee Stock Option Program (MESOP).

Pada aksi private placement, perseroan menetapkan harga pelaksanaan Rp 472 per saham, yang merupakan harga penutupan saham perseroan per 30 April 2024. Dengan demikian, perseroan akan mengantongi Rp 2,31 triliun dari private placement.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/5/2024), private placement dilakukan untuk memberi nilai tambah bagi pemangku kepentingan. Aksi ini diharapkan menjadi alternatif sumber pendanaan untuk kepentingan pelaksanaan dan pengembangan kegiatan usaha perseroan.

Sementara pada aksi MESOP, harga pelaksanaan akna ditetapkan oleh Direksi dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Komite Program atau Dewan Komisaris, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku. MESOP akan dilaksanakan pada 15 Desember 2024 hingga 14 Januari 2029.

Tujuan MESOP perseroan adalah untuk meningkatkan dan memperdalam keselarasan kepentingan antara perseroan dengan manajemen dan karyawan kunci dalam mencapai tujuan dan sukses bersama.

Dana yang diterima dari PMTHMETD ini akan digunakan untuk modal kerja perseroan guna mendukung kegiatan usaha utama serta pengembangan usaha perseroan. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rangka pelaksanaan rencana aksi ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan diselenggarakan pada 13 Juni 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendapatan Neto Blibli Sentuh Rp 3,9 Triliun di kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), perusahaan yang menaungi merek Blibli mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan neto konsolidasi sebesar 2% dari Rp 3.830 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp 3.923 miliar pada kuartal I 2024.

Kontribusi utama pendapatan Blibli ini berasal dari kinerja agen perjalanan daring (OTA) perseroan selama periode lebaran dan kinerja yang kuat pada segmen institusi dan toko fisik.

Dengan pertumbuhan pendapatan neto tersebut, BELI mampu mampu mencatatkan laba bruto sebesar Rp 743 miliar di kuartal I 2024 yang merupakan kenaikan dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 577 miliar.

Namun karena beban usaha yang masih besar yaitu mencapai Rp 1.378 miliar maka Blibli masih mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 625 miliar di kuartal I 2024. Rugi usaha ini turun jika dibanding tahun lalu yang tercatat Rp 878 miliar.

CEO dan Co-founder PT Global Digital Niaga Tbk Kusumo Martanto menjelaskan, dengan melihat realisasi kinerja di Kuartal I 2024 ini maka misi yang dicanangkan oleh perusahaan saat IPO tidak hanya tetap konstan tetapi juga menjadi kekuatan pendorong di bali upaya untuk memperkuat posisi sebagai ekosistem perdagangan pilihan bagi konsumen.

 

3 dari 3 halaman

Belanja Konsumen Melemah

"Setiap langkah yang diambil dan setiap inovasi yang diperkenalkan bertujuan untuk mencapai misi yang teguh ini yang semakin menegaskan komitmen kami terhadap pelanggan dan mitra kami," jelas dia dalam keterangan tertulis, Rabu (1/5/2024).

Ia melanjutkan di kuartal pertama 2024 ini belanja konsumen secara umum melemah dan usaha B2C dilewati dengan strategi pertumbuhan selektiftermasuk perluasan lebih lanjut dari titik titik konak dengan pelanggan secara fisik untuk memperkuat pendekatan omnichannel.

Merkipun ada hambatan, pertumbuhan laba bruto bisa terus berlanjut.

"Sementara irtu dokus stategis kami ada optimasi margin, kepemimpinan biaya, dan keunggulan ekosistem telah mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi sehingga mengurangi kerugian," kata dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.