Empat Tahun Semburan Lumpur Lapindo

Empat tahun sudah lumpur Lapindo menyembur dari dalam perut bumi Sidoarjo. Dampaknya sangat mengkhawatirkan. Tak ada yang bisa mengetahui kapan semburan lumpur akan berakhir, termasuk para ahli.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Mei 2010, 18:27 WIB
Liputan6.com, Sidoarjo: Seorang jamaah pengajian asal Bandung, Jawa Barat, tak kuasa menahan tangis saat puluhan peziarah memanjatkan doa di atas lumpur Lapindo yang sudah mengering. Mereka datang dari jauh karena prihatin mengingat empat tahun sudah lumpur Lapindo menyembur dari perut bumi Sidoarjo.

Terhitung empat tahun lumpur Lapindo menyembur dan belum surut hingga kini. Sedikitnya 640 hektare lahan sawah dan pemukiman warga di 12 desa dan tiga kecamatan terendam. Sedikitnya 14 ribu kepala keluarga terusir dari desa mereka.

Alih-alih surut, semburan gas methan yang mudah terbakar kini justru semakin kerap muncul. Sejak empat tahun lalu, sedikitnya terdapat 181 semburan gas methan yang tersebar di tujuh desa. Sebanyak 70 titik semburan di antaranya kini masih aktif. Semburan telah mengakibatkan jalan amblas, dan melengkungnya jalur kereta api.

Bukan hanya rumah warga, fasilitas umum dan pendidikan juga rusak. Sekolah Dasar Negeri Ketapang, Kecamatan Tanggulangin misalnya, meski masih digunakan untuk belajar, namun kondisi bangunan retak-retak, dan mengkhawatirkan para murid dan guru. Entah kapan semburan lumpur Lapindo akan berhenti. Para ahli pun
tak bisa memastikan kapan semburan yang dipicu kecerobohan manusia ini akan reda.(PAG/YUS)




POPULER

Berita Terkini Selengkapnya