Cerita Warga Dobrak Pintu Kamar Mandi Korban Pembunuhan Pulomas

Saat mendobrak pintu kamar mandi, Luthfi mengaku melihat kondisi mengenaskan orang-orang yang ada di dalam.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 27 Des 2016, 17:42 WIB
TKP perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur

Liputan6.com, Jakarta - Dugaan pembunuhan sadis terjadi di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A RT12/16 Kayuputih Pulogadung, Jakarta Timur. Enam dinyatakan meninggal dunia. Sebanyak lima meninggal di lokasi, sedangkan satu orang meninggal di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur.

Salah satu saksi mata, Luthfi, menuturkan kejadian saat dirinya menemukan para korban di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Ia mengaku datang ke lokasi kejadian sekitar pukul 10.00 WIB.

Luthfi yang merupakan warga setempat, mengaku datang karena dimintai tolong oleh satpam kompleks yang mendapat laporan saksi, Sheila Putri dan Evan Sandrego yang mendengar ada rintihan dari dalam rumah korban.

"Saya bawa semacam linggis dan kapak. Linggis (awalnya) tidak bisa, baru bisa kapak saya hantem (dobrak pintu)," ungkap dia, Selasa (27/12/2016).

Saat mendobrak pintu kamar mandi, Luthfi mengaku melihat kondisi mengenaskan orang-orang yang ada di dalam. Umumnya tergeletak lemas karena diduga kehabisan oksigen.

"Saya datang sekitar pukul 10 pagi, setelah didobrak (pintu) korban dipindahin, kondisi sudah tidak karuan, intinya kejam," ujar dia.

Luthfi diketahui seorang warga dari kompleks di mana korban menjabat sebagai ketua RT di Pulo Mas Residence. Dia sering diperbantukan korban pembunuhan Pulomas dalam mengurus surat-menyurat antarwarga bila dibutuhkan.

Enam korban pembunuhan sadis Pulomas adalah Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, Yanto dan Tasrok (40).

Sementara korban yang mengalami luka-luka yakni Emi (41), Zanette Kalila Azaria (13), Santi (22), Fitriani (23) dan Windy (23).

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya