Ritual Aneh 2 Kelompok Pengajian di Kampung Halaman Zumi Zola

Meski dianggap aneh, warga tidak resah dengan keberadaan dua kelompok pengajian itu.

oleh Bangun Santoso diperbarui 22 Nov 2016, 14:30 WIB

Liputan6.com, Jambi - Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Lintas Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Provinsi Jambi, tengah mengawasi dua kelompok pengajian yang cukup aneh dan berbeda dari pengajian biasanya.

Dihubungi di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjabtim, Kepala Badan Kesbangpol Linmas Kabupaten Tanjabtim Abdul Rasid mengatakan, dua kelompok pengajian aneh itu berada di Kecamatan Mendahara Ulu dan Kecamatan Berbak.

Kabupaten Tanjabtim merupakan bekas daerah yang dipimpin Gubernur Zumi Zola saat menjadi bupati. Daerah ini juga adalah kampung halaman keluarga besar Zumi Zola.

"Di Kecamatan Mendahara Ulu, ada pengajian dalam kelambu. Sementara di Berbak, ada pengajian bernama Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA)," ujar Abdul Rasid, Selasa (22/11/2016).

Menurut Abdul, pengajian dalam kelambu pesertanya tercatat mencapai puluhan orang yang kebanyakan adalah lansia umur 60-an tahun. Ritual pengajiannya dengan membaca zikir, tetapi dilakukan di dalam kelambu secara berombongan.

Sementara, pengajian di Kecamatan Berbak bernama SPMAA memiliki 70 orang santri. Pesertanya beragam dari anak-anak sampai orang dewasa.

Namun demikian, Abdul mengatakan pihaknya belum menemukan adanya tanda-tanda menyimpang dari kegiatan dua kelompok pengajian itu. Kesbangpol juga tidak menemukan adanya penolakan atau gejolak warga di sekitar lokasi.

"Kita bersama aparat TNI, polisi dan pemuka agama terus melakukan pemantauan sembari mendalami ajaran dua kelompok pengajian itu," ucap Abdul menjelaskan.

Abdul menambahkan, dalam pengawasan itu, pihaknya bersama aparat sudah beberapa kali turun ke lokasi. Karena dinilai tidak menyimpang, kedua kelompok pengajian itu diminta mengurus izin ke instansi terkait yakni ke Kementrian Agama dan Dinas Pendidikan.

"Terutama kelompok SPMAA, katanya yayasan. Namun, tidak memiliki kurikulum atau modul," kata Abdul.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya