Buni Yani Tak Terima Disebut Penyebar Kebencian

Buni Yani mengatakan, tuduhan terhadapnya sebagai penyebar kebencian, mengada-ada.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 07 Nov 2016, 15:54 WIB
Buni Yani (kiri) bersama tim kuasa hukumnya bersiap memberi klarifikasi terkait potensi menjadi tersangka kasus dugaan pelanggaran UU IT, Jakarta (7/11). Buni Yani beserta kuasa hukumnya menyatakan siap diperiksa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Buni Yani menjadi sorotan di tengah kontroversi ucapan gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia diduga memenggal pidato Ahok saat kunjungan dinas akhir September lalu di Kepulauan Seribu dan menyebarkannya melalui media sosial.

Bukan hanya itu, dia disebut sebagai pembuat gaduh seluruh negeri. Sebab, setelah potongan pidato Ahok tersebur, beberapa kelompok masyarakat di Indonesia demonstrasi meminta polisi memproses Ahok atas dugaan penistaan agama.

Sadar menjadi sorotan, Buni Yani pun angkat suara. Dia mengatakan, tak ada maksud untuk menyebarkan kebencian terhadap sosok Ahok. Dia mengklaim, dulu mendukung mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Saya dulu 2012 pendukung Pak Basuki. Cek akun Facebook saya, saya puji. Terakhir-terakhir banyak yang kurang. Pertama contoh saja, soal dia menggusur. Janganlah Pak Gubernur," ucap Buni Yani di Jakarta, Senin (7/11/2016).

Dia menyayangkan penilaian publik di mana seolah-olah dia menjadi penyebar kebencian. Dia menunjukkan bagaimana dirinya sangat memahami toleransi dan pluralitas.

"Saya kuliah di Bali, sudah tahu jadi minoritas. S2 di AS juga jadi minoritas. Saya tahu toleransi dan pluralitas. Jadi enggak ada dasarnya saya menyebar kebencian," Buni menandaskan.

Karena itu, lanjut dia, tuduhan terhadapnya, terutama sebagai penyebar kebencian, mengada-ada.

"Apa yang dituduhkan sangat mengada-ngada," kata Buni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya