RI Catat Surplus pada September, IHSG Menguat 17 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 17,70 poin ke level 5.417,59 pada sesi pertama Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Okt 2016, 12:27 WIB
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 17,70 poin ke level 5.417,59 pada sesi pertama Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi pada perdagangan saham Senin pekan ini. Akan tetapi, IHSG akhirnya mampu berbalik arah ke zona hijau di tengah rilis neraca perdagangan Indonesia.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (17/10/2016), IHSG naik 17,70 poin atau 0,33 persen ke level 5.417.59. Indeks saham LQ45 naik 0,28 persen ke level 934,01. Sebagian besar indeks saham acuan cenderung menguat.

Ada sebanyak 159 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 118 saham melemah dan 82 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.422,17 dan terendah 5.390.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 148.172 kali dengan volume perdagangan 4,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,6 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham konstruksi susut 0,32 persen. Sektor saham tambang menguat 2,15 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan 1,79 persen dan sektor saham perdagangan mendaki 0,73 persen.

Investor asing pun mencatatkan aksi jual sekitar Rp 621,64 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.051.

Saham-saham yang menguat dan mendaki antara lain saham NELY naik 27,03 persen ke level Rp 94 per saham, saham TOBA menanjak 24,48 persen ke level Rp 890 per saham, dan saham DOID naik 16,67 persen ke level Rp 560 per saham

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham TRAM susut 5,32 persen ke level Rp 89 per saham, saham ASRM susut 4,39 persen ke level Rp 2.180 per saham, dan saham DNAR melemah 7,21 persen ke level Rp 103 per saham.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Indonesia kembali mengecap surplus neraca perdagangan di September 2016 sebesar US$‎ 1,22 miliar. Surplus tersebut disebut-sebut merupakan yang tertinggi selama 13 bulan terakhir.

Kepala BPS Suhariyanto saat Rilis Neraca Perdagangan September 2016 menyatakan, nilai ekspor Indonesia di bulan kesembilan ini sebesar US$ 12,51 miliar atau lebih besar dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 11,30 miliar.

"Jadi surplus neraca perdagangan Indonesia di September 2016 sebesar US$ 1,22 miliar. ‎Jumlah ini tertinggi selama 13 bulan terakhir," ucap dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin 17 Oktober 2016. (Ahm/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya