Tarik Ulur Lokasi Kongres, PSSI dan Kemenpora Belum Akur?

PSSI dan Kemenpora masih berbeda pendapat terkait lokasi kongres.

oleh Defri Saefullah diperbarui 14 Okt 2016, 07:10 WIB
Salah satu karyawan masuk ke dalam kantor PSSI di kawasan Stadion GBK Jakarta, Selasa (19/4/2016). Setahun pasca dibekukan oleh Kemenpora, HUT PSSI ke-86 mengusung tema #We Are PSSI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Kongres pemilihan PSSI sudah terjadwal dilakukan pada 17 Oktober mendatang. Lokasi Kongres pemilihan dengan agenda utama pemilihan pengurus PSSI itu pun disepakati dilangsungkan di Makassar.

Ini sesuai dengan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada 3 Agustus lalu. Sesuai statuta PSSI dan FIFA, kongres pemilihan bisa dilakukan tiga bulan setelah KLB dan dipilihlah 17 Oktober.

Seiring berjalannya waktu, Kemenpora membuat jalan menuju kongres bertambah terjal. Menpora Imam Nahrawi tak memberikan rekomendasi jika Kongres PSSI digelar di Makassar.

Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) memberikan rekomendasi agar Kongres Pemilihan dipindahkan di Yogyakarta, sesuai dengan surat yang dikirim Kemenpora pada PSSI dengan nomor S.2844/MENPORA/IX/2016. Imam saat itu berharap spirit kembalinya sepak bola dijadikan landasan untuk memilih Yogyakarta sebagai lokasi Kongres Pemilihan.

Tarik menarik pun terjadi hingga akhirnya terjadilah pertemuan pada 12 Oktober kemarin. Dalam pertemuan itu, secara mengejutkan, Kemenpora mengumumkan jika lokasi kongres pemilihan dipindahkan ke Jakarta.

Sontak, ini membuat bingung stakeholder sepak bola utamanya yang bakal mengikuti Kongres pemilihan. Voters tentunya sangat berharap adanya kepastian tempat.

Namun pada Kamis (13/10/2016), melalaui rapat Exco, PSSI memutuskan Kongres pemilihan tetap digelar di Makassar.

"Keputusan malam ini hanya ada dua, pertama Exco memerintahkan Sekjen (Azwan Karim) untuk bersurat pada FIFA agar mereka tau kalau penyelenggaraan kongres adalah tanggal 17 Oktober di Makassar. Malam ini kami laporkan pada FIFA isu terkini yang berkembang sambil menunggu balasannya dari mereka," kata Plt Ketum PSSI, Hinca Panjaitan.

2 dari 2 halaman

Tak Ada Alasan Batal

Plt Ketua Umum PSSI, Hinca Pandjaitan memberikan sambutan pembuka Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, Rabu (3/8). Kongres untuk menetapkan agenda utama pemilihan pengurus baru pada Kongres Luar Biasa PSSI mendatang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Hinca menegaskan, PSSI punya landasan kuat untuk melaju terus lanjutkan rencana kongres pemilihan di Makassar.

"Keputusan pemilihan lokasi kongres sudah sesuai dengan statuta PSSI serta tak terganjal masalah ijin keamanan dari pihak kepolisian," katanya.

Buruknya, setelah pertemuan dengan Kemenpora pada 12 Oktober lalu, Kemenpora lewat jubir Gatot S Dewa Broto malah mengirimkan surat rekomendasi ke Polri agar dikeluarkan izin menggelar kongres di Jakarta.

Sekjen Partai Demokrat itu juga membela diri bahwa sebelum usulan Jakarta itu muncul, PSSI telah melakukan tahapan menuju kongres sesuai regulasi terhitung sejak Kongres Luar Biasa (KLB) pada 3 Agustus 2016 di Ancol.

"Secara fisik kami juga tak menerima pembatalan dari pihak kepolisian. Jadi kami anggap kami tetap jalan (tetap pada keputusan awal). Saya menyayangkan surat yg dilayangkan saudara Gatot karena tak ada dalam diskusi (pertemuan di Kemenpora)," ucap Hinca.

Kisruh lokasi ini apakah menandakan PSSI dan Kemenpora belum akur? Ketua Komite Pemilihan PSSI, Agum Gumelar sebelumnya berharap ada kejelasan mengenai lokasi digelarnya kongres pemilihan. Ini tak lain demi suksesnya kongres yang bakal berujung kepada mulusnya prestasi timnas dan program-program PSSI lainnya.

"Harapan masyarakat, supaya kongres (PSSI) ini berjalan dengan sukses dan lancar. Supaya kongres ini dapat menghasilkan kepengurusan PSSI yang lebih baik dari sekarang yang bisa membawa sepak bola Indonesia lebih maju ke depan," kata Agum.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya