Tarik Investasi, BKPM dan BPS Teruskan Kerja Sama Pertukaran Data

Ruang lingkup nota kesepahaman mencakup penyediaan dan pemanfaatan data serta informasi statistik di bidang penanaman modal.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Agu 2016, 11:22 WIB
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Pusat Statistik (BP‎S) melanjutkan kerjasama penyediaan data maupun informasi statistik di bidang penanaman modal.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Pusat Statistik (BP‎S) melanjutkan kerja sama penyediaan data maupun informasi statistik di bidang penanaman modal. Dengan data tersebut, BKPM dapat menawarkan bidang-bidang investasi yang bisa dimasuki investor dengan peluang menjanjikan.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong, ‎dengan Kepala BPS, Suryamin, di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (8/8/2016). Nota kesepahaman ini adalah kelanjutan pertukaran data dan informasi statistik penanaman modal yang sudah diteken pada 4 Maret 2011.

Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, ruang lingkup nota kesepahaman mencakup penyediaan dan pemanfaatan data serta informasi statistik di bidang penanaman modal. Juga pengembangan sistem informasi statistik di bidang penanaman modal.

"Beberapa data dan informasi statistik yang sangat mendukung kegiatan dalam rangka penanaman modal, khususnya pelayanan penanaman modal adalah mapping Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan pengkodeaan kabupaten/kota yang harus selalu ter-update jika ada pemekaran wilayah," dia menjelaskan.

Menurut Mendag, data dan informasi statistik di bidang penanaman modal yang akurat dapat menjadi landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan investasi ke depan. Data dan informasi ini juga diperlukan untuk memetakan potensi-potensi penanaman modal di Indonesia dalam rangka menyusun sektor dan wilayah prioritas penanaman modal yang diperlukan dalam rangka pemerataan pembangunan nasional.

"Kita dapatkan data BPS sektor-sektor yang mencetak pertumbuhan di atas pertumbuhan ekonomi nasional, seperti sektor jasa yang tumbuh 9 persen-9,5 persen. Sektor menjanjikan ini bisa ditawarkan ke investor," ujar mantan Menteri Perdagangan itu.

‎Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPS Suryamin mengatakan perjanjian kerja sama data dan informasi statistik ini merupakan kelanjutan dari kesepahaman lima tahun lalu. Pasalnya BPS dan BKPM memiliki sejarah panjang dalam kerja sama pertukaran data.

"Kita punya data industri manufaktur yang lengkap, serta sektor ekonomi lainnya yang berguna bagi kegiatan penanaman modal di Indonesia. Kita ingin menghasilkan data investasi yang berkualitas dan bisa menjadi referensi semua pihak‎," tutur Suryamin.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya