Menteri Luhut: Tembak Kapal China, RI Ingin Tunjukkan Kedaulatan

Menurut Luhut, saat kejadian, kapal nelayan China berada di Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE) Indonesia

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 22 Jun 2016, 19:56 WIB
Ekspresi Menko Polhukam, Luhut Panjaitan dan Menkumham, Manusia Yasonna Laoly jelang pelantikan anggota Kompolnas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/5). (Lipuatan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Padjaitan menegaskan Indonesia tak pernah tawar-menawar soal kedaulatan negara. Termasuk soal penangkapan kapal ikan berbendera Tiongkok di perairan Natuna.

"Kedaulatan kita enggak bisa ditawar-tawar. Pak Hasjim Djalal sudah kasih pencerahan ke kita. Bahwa posisi kita kuat secara hukum internasional," ujar Luhut di kantor MMD Initiative, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Menurut Luhut, kapal Tiongkok saat itu berada di Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE) Indonesia. Berbeda kondisinya bila kapal itu berada di laut internasional.

"Kalau mereka sudah ekonomi ya mereka harus izin kita. Ya itu kita tangkap, sesuai dengan prosedur internasional," imbuh Luhut.

Seluruh prosedur penangkapan juga sudah dilakukan Indonesia. Tapi, niat baik Indonesia dalam menjalankan tindakan preventif malah tak digubris.

"Diperingatkan, tapi enggak gubris. Terus terakhir tembak haluan terus tembak buritan. Itu kita tunjukan kedaulatan kita," kesal Luhut.

Saat ini pemerintah terus berkomunikasi dengan otoritas pemerintahan Tiongkok terkait masalah ini. Sejauh ini, Luhut menilai tindakan yang diambil Indonesia tidaklah berlebihan. "Kita akan diplomasi terus. (Berlebihan) enggak juga," pungkas Luhut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya