Menkeu Bambang: Aksi Spekulan Bikin Rupiah Melemah

Pemerintah tidak akan melakukan intervensi atau mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penguatan rupiah kembali.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Mei 2016, 18:02 WIB
Pemerintah tidak akan mengintervensi atau mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penguatan rupiah kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan dan terus berada di kisaran 13.573 per dolar AS pada perdagangan Jumat (20/5/2016) ini. Pemerintah menilai, mata uang rupiah terdepresiasi akibat permainan para spekulan setelah adanya sinyal kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro usai Pelantikan Pejabat Eselon II mengungkapkan, pelemahan kurs rupiah murni akibat spekulan. Seperti diketahui, pernyataan pejabat The Fed belum lama ini semakin menguatkan prospek kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat karena perekonomian AS mulai pulih.

"Itu kan global, spekulan yang pasti. Anggaran juga aman," tegasnya saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat siang.

Pemerintah tidak akan melakukan intervensi atau mengeluarkan kebijakan untuk mendorong penguatan rupiah kembali. Menurutnya, kebijakan fiskal dan moneter selama ini sudah cukup menjaga stabilitas kurs rupiah. "Kalau rupiah mengikuti perkembangan global. Kebijakan sudah cukup. Fiskal dan moneter sudah menjalankan tugasnya," ia menerangkan.

Bambang meyakini ekonomi Indonesia maupun kurs rupiah tetap stabil meskipun harus kembali didera penyesuaian suku bunga acuan The Fed. Pasalnya saat akhir tahun lalu, Bank Sentral AS telah menaikkan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin, dan dampaknya justru nilai tukar rupiah terapresiasi. 

"Kita pernah mengalami kenaikan Fed kan? Akibatnya apa waktu itu, rupiah menguat," tukas Bambang.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih bertahan di kisaran 13.500 per dolar AS. Sentimen yang menekan rupiah masih soal ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).

Mengutip Bloomberg, Jumat (20/5/2016), rupiah dibuka di angka 13.594 per dolar AS. Level tersebut melemah jika dibandingkan penutupan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.565 per dolar AS.

Namun rupiah terus menguat ke angka 13.557 per dolar AS pada perdagangan pukul 09.25. Dari pagi hingga siang, rupiah berkutat di kisaran 13.557 per dolar AS hingga 13.611 per dolar AS.

Sementara berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dipatok di angka 13.573 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di 13.467 per dolar AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya