Bengkulu Nyatakan Perang Lawan Malaria

Presiden Soekarno pernah terjangkit malaria saat diasingkan di Bengkulu pada 1938 hingga 1942.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 25 Apr 2016, 16:00 WIB
Wabah malaria sudah ada di Bengkulu sejak lama.

Liputan6.com, Bengkulu - Pemerintah Provinsi Bengkulu bertekad menghapus stigma sebagai kawasan endemik malaria dengan mengumandangkan perang terhadap malaria.

Tekad itu dinyatakan para Bupati dan Ketua DPRD se-Provinsi Bengkulu pada peringatan Hari Malaria Sedunia yang dipusatkan di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, dan disaksikan langsung Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti.

Wabah malaria sudah lama bersarang di Bumi Rafflesia. Bahkan, Presiden RI I Soekarno pernah terjangkit malaria saat diasingkan di Bengkulu pada 1938 hingga 1942. Setelah itu, ia membentuk dan memimpin satuan pemberantas malaria pada 1964 yang dinamai Komando Berantas Malaria (Kobem).

Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti mengatakan, pemerintah provinsi Bengkulu bersama seluruh masyarakat akan bekerja keras menjadikan Bengkulu sebagai daerah eliminasi malaria.

"Karena itu, stigma bahwa kalau belum terkena malaria maka bukan warga Bengkulu, akan kami hilangkan," ujar Ridwan Mukti di Seluma, Senin (25/4/2016).

Sejauh ini, baru tiga kabupaten di Bengkulu yang dinyatakan terbebas dari malaria, yaitu Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Kepahiang. Sedangkan, tujuh kabupaten/kota lainnya ditargetkan tereliminasi malaria antara 2017 hingga 2019. Dengan begitu, Bengkulu bisa bebas malaria pada 2020.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Mohamad Subuh menyatakan jumlah kasus malaria di Indonesia pada 2011-2015 menurun. Namun berdasarkan data Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, baru 232 kabupaten/kota dari 514 kabupaten/kota yang berstatus eliminasi malaria.

Lima provinsi tercatat sebagai daerah endemik malaria tertinggi, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Peran pemimpin di daerah penting untuk mempercepat eliminasi malaria di daerah-daerah.

"Kepemimpinan di daerah ikut menentukan keberhasilan pengendalian penyakit malaria, jadi pemerintah harus aktif menjangkau," kata Subuh.

Usai memberikan sambutan pada peringatan Hari Malaria Sedunia ke-9 yang bertemakan "Bebas Malaria, Prestasi Bangsa", Menteri Kesehatan didampingi Gubernur Bengkulu mengunjungi rumah penduduk di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma. Menteri menyumbang kelambu anti-nyamuk sekaligus menandai dimulainya program pemberian kelambu secara nasional.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya