Parlemen Brasil Memulai Debat Penggulingan Presiden Rousseff

Upaya penggulingan Rousseff tak dapat dipungkiri membuat Negeri Samba terpecah. Antara pro dan kontra.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 16 Apr 2016, 19:17 WIB
Presiden Brasil Dilma Rousseff saat mendatangi acara di Istana Planalto, Brasil, (13/4). Dilma Rousseff merupakan Presiden Brasil yang saat ini sedang menerima banyak penolakan dari warga Brasil untuk memimpin Brasil. (REUTERS / Ueslei Marcelino)

Liputan6.com, Brasilia - Upaya penggulingan Presiden Brasil Dilma Rousseff dimulai. Langkah tersebut ditandai dengan dilangsungkannya debat di majelis rendah Parlemen Brasil.

Saat sesi debat tersebut dibuka, para penentang Rousseff yang tergabung dalam kelompok oposisi langsung meneriakan, "Dilma turun".

Meski teriakan oposisi begitu kental saat debat dimulai, beberapa media Brasil memprediksi tak mudah menurunkan Rousseff. Mereka yakin jika nantinya ada pemungutan suara, maka pemenangnya hanya akan unggul tipis.

Upaya penggulingan Rousseff tak dapat dipungkiri membuat Negeri Samba terpecah. Sebagian besar memang menginginkan orang nomor satu itu lengser. Namun, tak sedikit juga yang tetap kukuh menyebut perempuan itu masih pantas memimpin Brasil.

Salah satu penentang penggulingan Rousseff adalah Jaksa Agung Jose Eduardo Cardozo. Dia secara lantang menentang pemungutan suara untuk menggulingkan sang Presiden.

Tanpa ragu, Cardozo mengatakan aksi ini tak bisa dilakukan. Karena sama saja mengkhianati demokrasi di Brasil.

"Sejarah tak akan bisa memaafkan siapa saja yang merusak demokrasi," ucap Cardozo seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/4/2016).

Berbeda dengan Cardozo anggota parlemen Miguel Reale Junior tanpa ragu menegaskan, Rousseff pantas digulingkan.

"Dia sama tak punya rasa tanggung jawab. Dia harus dikeluarkan dari negara ini, " tuturnya.

Pernyataan Junior datang bukan tanpa alasan. Pasalnya, dia menuding Brasil berada dalam kesulitan ekonomi karena ulah Rousseff.

Presiden Rousseff menghadapi dakwaan atas tuduhan menggelembungan suara menjelang kampanye pemilu dua tahun lalu -- yang telah disangkal olehnya.

Sebelumnya, beberapa hari lalu, menuduh wakilnya, Michel Temer berusaha menggulingkan pemerintah secara ilegal. Menggarisbawahi pro dan kontra atas protes masyarakat terhadap posisinya sebagai orang nomor satu di negaranya.

"Wakil Presiden Michel Temer bersalah atas pengkhianatan kepadaku dan demokrasi," ucap Presiden Dilma Rousseff.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya