Di Kota Ini, 95% Pemain Barongsai Umat Muslim

Para pemain barongsai di kelompok Singa Mas, rata-rata membutuhkan waktu sebulan untuk mempelajari dasar bermain barongsai.

oleh Panji Prayitno diperbarui 04 Feb 2016, 06:51 WIB
Barongsai meriahkan perayaan Imlek di Taman Safari Cisarua Bogor. (Liputan6.com/Bima Firmansyah)

Liputan6.com, Cirebon - Semangat toleransi antarsesama dan menjaga keberagaman beragama masih melekat di tubuh masyarakat Kota Cirebon. Ini terlihat dari 95 persen pemain kesenian Barongsai adalah warga muslim asli Kota Udang.  

"Di Cirebon, barongsai itu seperti sudah menjadi milik masyrakat kota ini. Pemainnya banyak warga bukan keturunan. Mereka mayoritas umat muslim pribumi," ujar pelatih Barongsai Singa Mas Cirebon, Sandi Yudha Siskarteja, Rabu 3 Februari 2016.

Sandi menuturkan, di sanggar Barongsai Singa Mas Cirebon sendiri ada sekitar 200 anak didik. Mereka terdiri dari pelajar, anak usia dini hingga mahasiswa asli Cirebon.

"Selain tertarik, juga memiliki kesadaran yang sama tentang sejarah Cirebon yang tidak lepas dari pengaruh kaum Tionghoa," jelas Sandi.

Para pemain Barongsai di kelompok Singa Mas rata-rata membutuhkan waktu sebulan untuk mempelajari dasar-dasar bermain barongsai.

"Yang utama, kita latih mental mereka dan nyali yang kuat. 2 faktor itu sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk bisa bermain barongsai," sebut Sandi.

Hal senada juga disampaikan Guru Besar Perguruan Seni Beladiri (PSB) Kelabang Cirebon, Shandy Berliani Sianto. Menurut dia, selain mental dan nyali, bermain barongsai sangat membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi.

"Kurang konsentrasi pasti cidera ujungnya. Jadi, butuh totalitas dan konsentrasi penuh," ujar dia.

Selain itu, lanjut Shandy, selama latihan, para pemain barongsai secara alami akan mendapatkan partner akrobatiknya untuk bermain satu barongsai.

Pasangan tersebut, harus satu hati dan saling bekerjasama kuat agar atraksi yang dilakukan barongsai terlihat bagus dan memukau.

"Dalam satu barongsai itu, 2 pemain untuk mengisi posisi di depan dan belakang. Nah, keduanya harus satu hati. Jika tidak, risiko cidera pasti ada," pungkas Shandy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya