Anggota TNI Ditembak di Poso dan Papua, Ini Kata Menhan

Menhan pun meminta agar orang atau kelompok bersenjata itu cepat ditangani.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Des 2015, 20:01 WIB
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu saat memasuki Gedung Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu (22/01/15). Kunjungan Menhan Ryamizard Ryacudu untuk melaporkan harta kekayaannya ke KPK. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengecam aksi kelompok tak bertanggung jawab yang mengakibatkan anggota TNI tewas di Poso dan Papua belum lama ini.

Menhan pun meminta, agar orang atau kelompok bersenjata itu cepat ditangani.

"Yang namanya bersenjata itu enggak boleh. Di sini (Jakarta) razia bawa pisau saja enggak boleh, apalagi bawa senjata. Ya ditangkap, kalau perlu ditembak lagi," ujar Ryamizard di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (2/12/2015).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu meminta masalah ini segera diselesaikan.

 

"Iya dong (harus ditindak). Naik pesawat, bawa gunting kuku aja enggak boleh, apalagi nembak-nembak. Di sana tembak saja," jelas Ryamizard.

Anggota TNI Mayor Inf John de Fretes tewas tertembak oleh kelompok kriminal bersenjata, Senin 30 November kemarin.

John bersama 2 anggotanya, Kopda Avan dan Kopda Simon, dihadang saat memantau wilayah di Kampung Namuni, jelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang biasa diperingati setiap 1 Desember.

"John dan 2 anggotanya menuju Kampung Namuni dengan menggunakan speedboat. Setelah sampai di Namuni, dia dan 2 anggotanya langsung dihadang kelompok kriminal bersenjata," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel INF Teguh Pudji Rahardjo di Mimika, Selasa 1 Desember kemarin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya