Ini Misi Besar Thomas Lembong Jadi Menteri Penghubung

Apa misi yang akan diprioritaskan Lembong untuk menjalankan tugasnya?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 25 Nov 2015, 13:12 WIB
Menteri Perdagangan Thomas Lembong (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong sebagai salah satu menteri penghubung. Mantan bankir ini bertanggung jawab untuk membangun hubungan maupun kerja sama dengan negara Eropa dan Australia. Apa misi yang akan diprioritaskan Lembong untuk menjalankan tugasnya?

Usai menghadiri Indonesia Economic Forum, Lembong mengungkapkan, pemerintah Indonesia akan mengutamakan perjanjian perdagangan (trade agreement) dengan Uni Eropa. Ini merupakan satu tahapan menuju Trans Pacific Partnership (TPP).

"Prioritas kami segera punya trade agreement dengan Uni Eropa. Itu harus duluan sebelum bergerak ke TPP," ujarnya saat ditemui di Hotel Shangrila, Jakarta, Rabu (25/11/2015).

Menurut Lembong, proses perundingan perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Eropa sudah mulai berjalan saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, ujarnya, perjanjian perdagangan ini terpaksa berhenti karena pemilihan umum (pemilu).

"Kita sudah mengaktifkan kembali. Mungkin Januari tahun depan perundingan berikutnya karena dua bulan lalu kami sudah menggelar pertemuan resmi dengan Uni Eropa," ia menerangkan.

Sementara dengan Australia, Lembong mengaku Indonesia mempunyai peluang besar di sektor pangan. Ia berharap pemerintah Indonesia memperkuat kerja sama dengan Australia dan Selandia Baru.

"Selandia Baru salah satu produsen susu terbesar di dunia, sedangkan Australia adalah produsen besar di ternak sapi. Australia unggul di pembibitan sapi, Indonesia di penggemukan sapi. Kita juga punya tenaga kerja berlimpah untuk bisa memperkuat bisnis di pemotongan dan pemrosesan daging sapi," ujar Lembong.

Dari hasil produksi pangan dan produk lainnya, kata Lembong, Indonesia mampu mengekspor ke pasar China, Filiphina, dan kawasan Indo China, seperti Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. (Fik/Zul)**

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya