Rumah Tangga Berantakan, Peppi Piona Tuntut Metro TV Rp 1 Triliun

Setelah empat tahun mengendap, akhirnya kasus putra almarhum Nasri Cheppy, Peppi Piona dan Metro TV memanas lagi.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 01 Jun 2015, 16:30 WIB
Peppi Piona (liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta Setelah empat tahun mengendap, akhirnya kasus Peppi Piona dan Metro TV memanas lagi. Bersama tim kuasa hukum Minola Sebayang, putra almarhum Nasri Cheppy itu menyambangi Pengadilan Negeri Jakarta Barat guna mendaftarkan gugatannya atas kasus pencemaran nama baik Peppi.

Sekedar mengingatkan, Metro TV pernah menayangkan berita tentang Peppi Piona yang disebut sebagai pelaku bom buku di Gereja Christ Cathedral, Summarecon Serpong. Padahal seharusnya pelaku tersebut adalah Peppi Fernando.

"Kasus ini berawal dari April 2011, sewaktu bom buku. Tiba-tiba ada tayangan Metro TV yang dilanjut sampai ke berita siang dan sore. Di situ ditulis, dilakukan sutradara berinisial P, dan yang muncul fotonya Mas Peppi," kata Minola Sebayang, di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin (1/6/2015).

Peppi Piona (liputan6.com/Faisal R Syam)


Akibat pemberitaan tersebut, Minola menyebut berefek besar dalam kehidupan Peppi Piona selama empat tahun terakhir. Puncaknya, ketika Peppi bercerai dengan istrinya akibat masalah finansial.

"Selama empat tahun ini banyak dampak negatif yang didapat klien saya. Ibunya sakit, tidak dapat pekerjaan, dan puncaknya dia bercerai. Masalah finansial, karena setiap kali beliau mau bekerja, produser memintanya untuk menyelesaikan kasus tersebut lebih dulu," tuturnya.

Peppi Piona (liputan6.com/Faisal R Syam)


Sebenarnya, pertemuan Peppi Piona dengan Metro TV pernah dilakukan. Namun, kala itu tidak pernah ditemui kata sepakat.

"Metro TV hanya menampung aspirasi tanpa ada realisasi. Saat beliau (Peppi) mengajukan somasi, tidak direspon. Makanya kami meminta tanggung jawab yang lebih nyata, bukan sekedar klarifikasi dan permintaan maaf," ungkap Minola Sebayang.

"Kami mengajukan ganti rugi materiil sebesar Rp 5 miliar karena beliau kehilangan pekerjaannya saat itu. Sementara immateriil mengenai kondisi psikis dan mental, kami mengajukan Rp 1 triliun. Ini bisa jadi pembelajaran untuk media massa supaya lebih berhati-hati," tegasnya. (Ras/Mer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya