Pertamina Tak Takut Rugi Meski Harga Pertamax Batal Naik

Manajemen Pertamina tak akan mengubah harga bahan bakar minyak termasuk non subsidi dalam tiga bulan ke depan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Mei 2015, 20:32 WIB
Ilustrasi Perusahaan Minyak dan Gas Pertamina

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan tidak akan mengubah harga seluruh jenis produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam tiga bulan ke depan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menjelaskan tidak ada perubahan harga tersebut juga berlaku untuk BBM Non subsidi termasuk Pertamax. Padahal sebelumnya untuk BBM non subsidi tersebut harga selalu dilakukan penyesuaian dalam dua minggu sekali sesuai dengan harga minyak dunia.

Menanggapi hal itu, Dwi mengisyaratkan untuk penjualan Pertamax‎ memang mengalami kerugian. Hanya saja itu tidak terlalu dikhawatirkannya mengingat perseroan masih bisa menutup kerugiannya dari keuntungan penjualan di produk lain.

"Jadi kita sudah bisa cross, satu produk kita memang rugi, tapi masih ada produk lain kita yang untung, jadi bisa di sinkronkan," kata Dwi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Sayangnya ketika dikonfirmasi berapa kerugian Pertamina dalam menjual Pertamax dengan harga sekarang, Dwi masih belum mampu menjelaskannya.
Dwi menambahkan, kebijakan itu dilakukan mengingat BBM merupakan satu produk konsumsi primer masyarakat‎.

Sehingga dengan seringnya dilakukan perubahan akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi di masyarakat. Meski BBM Non Subsidi sebenarnya menjadi kewenangan Perseroan dalam penentuannya, namun Dwi lebih menyerahkan semua kepada Pemerintah.

"Energi itu berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Dalam hal ini yang bertanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat," tegasnya.

Seperti diketahui, beberapa hari lalu Pertamina mengumumkan akan menaikkan beberapa jenis BBM per 15 Mei 2015. Namun jelang penetapannya, Pertamina mengeluarkan keterangan penyesuaian harga BBM tersebut dibatalkan.

Pembatalan itu dilakukan Pertamina dengan alasan mengklarifikasi informasi di masyarakat mengenai dugaan kesi‎mpan siuran dampak kenaikan harga BBM tersebut.(Yas/Ahm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya