Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku telah membuka pendaftaran seleksi calon Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai mulai Rabu (29/4/2015). Untuk mendapatkan pemimpin Bea Cukai yang berkompeten, Kemenkeu telah membentuk Panitia Seleksi (Pansel).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) mengatakan, Pansel dibentuk untuk menyeleksi ketat calon Dirjen Bea Cukai yang akan menggantikan posisi Agung Kuswandono. Pria yang telah menjabat sebagai pemimpin Ditjen Bea Cukai sejak 25 April 2011 itu dipercaya menjadi Deputi di Kementerian Koordinator Maritim.
"Kalau sudah dilantik sama Pak Menko Maritim, Menteri Keuangan akan melantik Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Bea Cukai, jadi enggak boleh kosong kursinya," ujar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (30/4/2015).
Kemenkeu, kata Mardiasmo, telah membentuk Pansel dengan enam orang penyeleksi. Dirinya sebagai Ketua Pansel, lalu anggotanya pihak dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Sekretaris Kabinet, Inspektorat Jenderal dan Sekretaris Jenderal Kemenkeu.
"Sudah mulai pendaftaran dari kemarin satu hari setelah Pansel terbentuk. Paling lambat Selasa depan penutupan pendaftaran. Targetnya satu bulan dari sekarang sudah harus selesai proses seleksi," tegas dia.
Mardiasmo menyebut, ada empat tahapan seleksi yang harus dilalui calon Dirjen Bea Cukai. Pertama, seleksi administrasi. Kedua, pembuatan makalah dan assessment center.
Ketiga, seleksi wawancara dengan memasukkan unsur kesehatan, rekam jejak, uji kelayakan publik dari Badan Inteligent Negara (BIN), PPATK dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tahapan keempat, seleksi wawancara dengan Menteri Keuangan.
"Pokoknya kita uji lengkap, pendapat dari masyarakat umum melalui email kita tampung supaya punya Dirjen Bea Cukai yang bersih, kredibel dan mentransformasi Ditjen Bea Cukai, bukan saja jadi leader dan manajer, tapi punya sesuatu yang bisa mengubah," terang dia.
Paling penting, ditegaskan Mardiasmo, selain integritas, juga berani mengatakan tidak pada kepentingan politik dan pengusaha. Maklum saja, Ditjen Bea Cukai, sambungnya, mengurusi masalah penyelundupan, perdagangan, impor atau ekspor ilegal termasuk menggenjot penerimaan cukai.
"Jadi bukan hanya bea masuk dan keluar. Kita mau dapatkan orang yang betul-betul pengalaman," ujarnya.
Setelah proses akhir seleksi, dia mengaku, akan mengambil tiga orang calon untuk diserahkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Syarat peserta calon Dirjen Bea Cukai yang bisa mendaftar, terbuka untuk kalangan eksternl dan internal Kemenkeu.
"TNI-Polri bisa minimal bintang II, Direksi atau mantan Direksi BUMN yang sudah punya pengalaman 5 tahun dibidang operasional lapangan karena kita ingin Dirjen Bea Cukai punya pengalaman di lapangan. Eselon II sudah 5 tahun," jelas Mardiasmo. (Fik/Ndw)
Kemenkeu Gelar Lelang Jabatan Dirjen Bea Cukai
Kemenkeu telah membuka pendaftaran seleksi calon Direktur Jenderal (Dirjen) Bea Cukai mulai Rabu (29/4/2015).
diperbarui 30 Apr 2015, 15:04 WIBIlustrasi Lelang Jabatan (Liputan6.com/Johan Fatzry)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Rabu 15 Mei 2024
Kejati Riau Usut Dana Miliaran Restorasi Gambut yang Sarat Korupsi
Link Siaran Langsung Tottenham Hotspur vs Manchester City, 15 Mei 2024 di Vidio
Gawat! Gus Baha Ungkap Pentingnya Membuat Tim Perumus Kematian, Kenapa?
Alex Marwata Bela Nurul Ghufron soal Kasus Mutasi ASN Kementan: Itu Sifatnya Lebih Manusiawi
Mantan Wakil Bupati Flores Timur Ditetapkan sebagai Tersangka Korupsi Internet Desa
Banyak Kecelakaan Kerja, Disnaker Lampung Rekomendasikan Penutupan Sementara Produksi PT San Xiong Steel
Nurul Ghufron Gugat Albertina Ho ke PTUN, Ketua Dewas KPK: Ngada-Ngada Itu Laporan
Badai Magnet Terjang Bumi, Terbesar Sejak 20 Tahun Terakhir
Ditemukan di Pinggir Jalan, Balita di Pemalang Akhirnya Dipertemukan dengan Orangtuanya
Rektor Unair Tekankan Kunci Kemajuan Bangsa Ada pada Bidang Pendidikan
Fenomena Akhir Zaman Tanda Kiamat Sudah Dekat, Tiga Hal Ini Makin Hilang