Pembekuan PSSI, Wagub Jatim: Masyarakat Dirugikan!

Wagub Jatim berharap suporter tak terlibat pusaran konflik.

oleh Zainul Arifin diperbarui 21 Apr 2015, 17:31 WIB
Ilustrasi PSSI dibekukan

Liputan6.com, Malang: Karut marut sepakbola nasional mengundang keprihatinan Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf. Menurut pria yang biasa disapa Gus Ipul ini, konflik di sepakbola nasional ini sangat merugikan terutama bila kompetisi dihentikan.

"Konflik di dunia sepakbola kita tentunya mengancam eksistensi klub. Akan sangat merugikan, apalagi jika kompetisi dihentikan akibat konflik itu," kata Gus Ipul saat di Malang, Jawa Timur, Selasa (21/4/2015).

Menurutnya, masyarakat bola Jawa Timur sendiri sangat dirugikan dengan konflik tersebut, terutama karena berhentinya sepakbola. Sebab di Jawa Timur, banyak klub peserta kompetisi seperti Persebaya Surabaya, Arema Cronus hingga Persela Lamongan.

"Jawa Timur menjadi salah satu barometer sepakbola nasional dengan suporternya yang fanatik. Kalau kompetisi sampai terhenti tentu sayang sekali," papar Gus Ipul.

Ia berharap seluruh pihak yang terlibat dalam konflik sepakbola ini bisa duduk bersama menyelesaikan masalah. Sehingga masalah itu bisa cepat selesai dan kompetisi kembali berputar. Gus Ipul juga berharap para suporter menyerahkan penyelesaian masalah ini pada otoritas yang berwenang.

"Kita semua jangan sampai terlibat terlalu dalam di pusaran konflik ini. Serahkan pada otoritas yang berwenang dan mendukung penyelesaian masalah ini secepatnya," pungkas Gus Ipul.

PSSI dibekukan Menpora lewat surat bernomor 0137 tahun 2015 dan ditandatangani Menteri Imam Nahrawi. Kemenpora memberikan sanksi administratif kepada PSSI. Selain itu, apapun keputusan dan kegiatan PSSI dianggap tidak sah.

Baca Juga:

Janji Mourinho untuk Pemain Akademi Chelsea

Jelang Lawan PSG, Barcelona Tidak Mengenal Kata Lelah

Ketua KOI Berharap Menpora Paham Regulasi FIFA

Video Duel Seru Rossi vs Marquez di Moto GP Argentina

Diintervensi Pemerintah,6 Negara Ini Disanksi FIFA

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya