Kegalauan Pengusaha Terbebani Kenaikan Harga BBM dan Gas

Dengan adanya kenaikan tersebut mem‎buat para pengusaha memutar otak.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 02 Apr 2015, 15:01 WIB
Pekerja merapikan tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah belum lama ini menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 500 per litar jenis premium dan solar. Tak lama kemudian, PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga Elpiji 12 kilogram (kg) sebesar Rp 6.500 hingga Rp 8.000 per tabung.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey‎ mengaku beberapa kenaikan tersebut menjadi beban bagi para pengusaha.
"Listrik naik, gas naik, BBM naik, itu tidak buat kita tersenyum," kata Roy di Jakarta, Kamis (2/4/2015).

Dengan adanya kenaikan tersebut mem‎buat para pengusaha memutar otak untuk mengantisipasi kenaikan tersebut supaya tidak mengalami kerugian.

Diungkapkan Roy, sebenarnya pengusaha tidak masalah jika beberapa instrumen tersebut naik. Hanya saja, pemerintah diminta untuk lebih‎ mengkomunikasikan ke para pengusaha sebelum dinaikkan.

"Maksudnya bagaimana pesan dimana apa yang akan naik ini jangan mebuat kita kaget, kita tidak sempat mendapatkan masukan, belum melakukan apa-apa," tegas Roy.

Sebagai Ketua Umum baru, Roy mengaku akan lebih meningkatkan komunikasi dengan jajaran stakeholder untuk meningkatkan peran sektor ritel dalam pertumbuhan ekonomi nasional. (Yas/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya