Liputan6.com, Malang - Bulog Sub Divre Malang, Jawa Timur bakal menggelar operasi pasar dalam beberapa hari ke depan. Hal itu dilakukan untuk menekan harga beras yang terus melonjak sejak beberapa minggu terakhir ini.
"Sekarang masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah di wilayah kerja kami. Februari ini ditarget operasi pasar direalisasikan," kata Kepala Pelayanan Publik Bulog Sub Divre Malang, Erwin Pratomo, Rabu (25/2/2015).
Wilayah kerja Bulog Malang meliputi lima pemerintah daerah yakni Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan. Operasi pasar akan dilakukan di daerah tersebut dan baru dihentikan jika harga beras kembali stabil.
"Sekarang tinggal koordinasi dengan pemerintah daerah untuk menentukan titik operasi pasar hingga waktu pelaksanaannya. Nanti kalau harga sudah stabil operasi pasar dihentikan," ujar Erwin.
Sejauh ini stok beras di gudang Bulog Malang mencapai 30.500 ton. Stok itu mencukupi sampai Juli depan. Termasuk untuk kebutuhan distribusi beras bagi keluarga miskin (raskin) yang setiap bulannya sebanyak 5.000 ton bagi rumah tangga sasaran (RTS) di lima daerah wilayah kerja Bulog Malang.
Distribusi raskin di kelima daerah itu sejauh ini baru terealisasi untuk 16.990 RTS di Kota Malang untuk periode Januari lalu. Sedangkan untuk daerah lainnya masih menunggu pembaharuan data terakhir RTS penerima raskin.
"Raskin untuk Kota Malang sudah kita distribusikan. Untuk daerah lainnya menunggu validasi data RTS," ucap Erwin.
Target pengadaan beras oleh Bulog Malang pada 2015 ini sebanyak 70.000 ton. Namun sejak November 2014 hingga Februari 2015 ini serapan beras dari mitra Bulog masih nihil. Penyebabnya, banyak petani gagal panen akibat cuaca buruk.
Selain itu, Bulog Malang juga menunggu revisi harga pembelian pemerintah (HPP) yang saat ini ditetapkan sebesar Rp 6.600 per Kg. Sehingga saat pengadaan nantinya sudah ada HPP terbaru. (Zainul Arifin/Gdn)
Bulog Siapkan Operasi Pasar di Malang
Sejauh ini stok beras di gudang Bulog Malang mencapai 30.500 ton. Stok itu mencukupi sampai Juli depan.
diperbarui 25 Feb 2015, 14:21 WIBPekerja melakukan aktifitas pengangkutan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa (24/2/2015). Harga beras sejak 9 Februari 2015 melonjak hingga 30 persen, hal ini disebabkan belum meratanya panen di daerah produsen. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Janin 5 Bulan Sebesar Apa dan Sudah Bisa Apa Saja? Ini Penjelasannya
Saksikan Mega Series Magic 5, di Indosiar Selasa 30 April 2024, via Live Streaming Pukul 19:00 WIB
Pemanasan Global Picu Lebih dari Setengah Populasi Dunia Berisiko Terkena Malaria dan Demam Berdarah
7 Fakta Terkini Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT, Resmi Ditutup Usai Polisi Analisa Barang Bukti
8 Gejala Autoimun yang Umum Terjadi, Kenali Juga Jenisnya
Nilai Transaksi Digital Bank Mandiri Sentuh Rp 5.694 Triliun hingga Kuartal I 2024
Menggaruk Kepala Saat Sholat, Batal atau Tidak?
Jerome Polin Dituding Bawa Sial Timnas Indonesia, 7 Mobil Mewah Harvey Moeis Disita
Astra Bagi Dividen Rp 519 per Saham
Rekomendasi 5 Film Komedi Indonesia Terbaik di Vidio, Hiburan Ringan Penuh Tawa
Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bagaimana Stok Makanan untuk Pengungsi?
Pastikan Ujian Berlangsung Kondusif, Dirjen Diktiristek RI Tinjau Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024 di Universitas Indonesia