`Batas Surga dan Neraka di Dunia Digital Sangat Tipis`

Menurut pakar internet Onno W. Purno, sebenarnya tindakan peretas maupun pengaman cyber secara praktik nyaris serupa.

oleh Denny Mahardy diperbarui 12 Des 2014, 11:05 WIB
Onno W. Purbo (Liputan6.com/Dewi Widya Ningrum)

Liputan6.com, Jakarta - Di era digital, aksi hacking atau penetasan merupakan bagian yang tak terpisahkan. Namun, hacking ternyata merupakan salah satu fase untuk memahami teknik pengamanan dari serangan cyber.

Hal itu diungkapkan pakar internet Indonesia, Onno W. Purbo dalam acara 'How to become a good hacker' yang digelar di Cyber Building, Jakarta kemarin sore.

"Teknik hacking itu merupakan salah satu fase yang harus dilalui para praktisi keamanan cyber. Dengan jadi hacker mereka akan mengetahui cara berpikir pengintai atau pelaku kejahatan cyber dan bisa membuat penangkalnya," ungkap Onno.

Lebih lanjut, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memaparkan tahapan yang harus dilalui para pelaku pengamanan cyber.

"Tahapannya jaringan, router, server, hacking, security dan forensik. Kita butuh para ahli forensik biar lebih mudah dalam mengamankan sistem digital kita," tambahnya.

Onno melanjutkan bahwa sebenarnya tindakan peretas maupun pengaman cyber secara praktik nyaris serupa. Bedanya, peretas bertindak sebagai penyusup untuk mengubah sistem, sedangkan pengaman cyber berusaha keras menutup akses peretas masuk melalui bahasa kode digital.

"Secara ilmu, hacker sama security cyber sama saja. Cuma bedanya orang yang punya ilmunya mau jadi orang baik atau orang jahat, batas surga dan neraka di dunia digital itu sangat tipis," tandasnya.

(den/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya