Halau Demo Kenaikan BBM di Makassar, Polisi Juga Serang Wartawan

Sejumlah wartawan mengalami pukulan bertubi-tubi dari aparat kepolisian dan kamera mereka dirusak.

oleh Eky Hendrawan diperbarui 13 Nov 2014, 21:35 WIB
Polisi melarang wartawan mengambil gambar saat terjadi bentrokan antara polisi dan mahasiswa di Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang)

Liputan6.com, Makassar - Unjuk rasa mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yang menolak kenaikan harga BBM bersubsidi berujung ricuh. Hal itu terjadi saat ratusan aparat kepolisian dari Satuan Sabhara Polrestabes Makassar dan Satuan Brimob Polda Sulsel membubarkan paksa aksi mahasiswa yang dilakukan di depan kampus UNM tersebut.

Selain menangkap mahasiswa, polisi juga merusak sejumlah motor milik mahasiswa. Bahkan dalam bentrokan ini aparat kepolisian juga melarang wartawan mengambil gambar dan memukuli wartawan yang meliput.

Akibat kejadian tersebut, kontributor Metro TV Makassar, Waldi dan fotografer Tempo, Ikbal Lubis menjadi korban. Kamera dan memori milik sejumlah wartawan diambil paksa pihak kepolisian.

Selain keduanya, Asep Fotorgrafer koran lokal Rakyat Sulsel, Danial Reporter Celebes Online, Ikrar Kameramen Celebes TV, juga mengalami hal yang sama. Mereka mengalami pukulan bertubi-tubi aparat kepolisian dan kamera dirusak.

Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Endi Sutendi mengatakan bentrokan terjadi saat polisi melakukan pembubaran. Dalam bentrokan ini, Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdiarto terkena busur panah di bagian dada hingga memicu aksi tersebut.

Namun begitu, polisi membantah telah bertindak brutal saat membubarkan aksi tersebut. Endi mengatakan pihaknya ingin membuka blokade jalan karena mengganggu aktivitas warga. Namun hal itu ditolak oleh pendemo hingga memunculkan kericuhan. (Ans)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya