Kurang Barang Bukti, Kasus Perampokan Terbesar di AS Ditutup

Tanpa barang bukti, kasus apapun tak akan pernah terungkap, seperti halnya perampokan yang terjadi 52 tahun lalu di Amerika Serikat.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 23 Sep 2014, 22:18 WIB
Foto: grist.com

Liputan6.com, New York - Barang bukti bagai menjadi potongan-potongan puzzle yang jika terkumpul dapat memberikan gambaran utuh mengenai sebuah kasus.

Tanpa barang bukti yang lengkap, kasus apapun tak akan pernah terungkap. Seperti halnya perampokan yang terjadi 52 tahun lalu dan dikenal dengan sebutan Plymouth Mail Robbery.

Selasa, 14 Agustus 1962, sebuah truk pengantar surat meluncur dari Cape Cod hendak menuju Bank Sentral AS di Boston. Di Plymouth, Maasschussetts truk surat tersebut dibajak dua orang bersenjata.

Dua perampok itu berhasil mencuri uang sebesar US$ 1,5 juta dari dalam truk di Route 3, Plymouth tersebut. Sang supir dan penjaga hanya bisa pasrah tunduk di bawah todongan senjata kedua perampok.

Keduanya diikat dan disudutkan di pojok truk pengangkut surat tersebut. Selama beberapa bulan, kasus tersebut menguras konsentrasi para polisi hingga agen FBI.

Tapi sayang, meski pihak berwajib telah berjanji memberikan hadiah dalam jumlah besar bagi siapapun yang dapat menangkap pelaku, kasus tersebut masih menjadi misteri hingga sekarang. Bagaimana perampokan terjadi dan proses penyidikannya?.

Lantas mengapa polisi menghentikan proses pencariannya? Berikut ulasannya seperti dikutip dari The Richest, CapeCod Local, Wicked Local, Selasa (23/9/2014):

2 dari 4 halaman

Detik-detik terjadinya perampokan

Foto: The Richest

 

52 tahun lalu, di jalanan Plymouth menuju Boston, sebuah perampokan misterius terjadi.  Dua pria berseragam polisi menghentikan truk pengantar surat berisi sejumlah uang yang akan diantarkan ke Bank Sentra AS di Boston.

Berbekal senjata, kedua perampok berhasil membuat supir dan sang penjaga tertunduk tak berdaya. Sang supir, Patrick Schena, masih mengingat jelas, saat itu sebuah mobil mendahului truknya di kesepatan 80 mil per jam sekitar pukul 08.00 malam waktu setempat pada 14 Agustus 1962.

Tak lama, Schena dan penjaganya, William F Barrett meliat dua mobil diparkir di pinggir jalan. Saat truk Schena meluncur mendekati dua mobil tersebut, tiba-tiba seorang pria berseragam polisi muncul.

Pada saat bersamaan, dua mobil yang tadi terparkir memblokir truknya. Sebelum keduanya sempat bertindak, para perampok bersenjata telah lebih dulu menodong dan menyuruh keduanya membuang senjata.

Dua pegawai pengantar surat itu lantas diikat di belakang truk setelah para perampok membuka sejumlah surat berisi uang dalam jumlah besar dari beberapa Bank Cape Cod.

Dengan dua pegawai pos terikat di belakang truk, para perampok mengendarai truk hingga sejauh 25 mil dari lokasi kejadian dan meninggalkan kendaraan tersebut di dekat jalur Randolph-Quincy.

3 dari 4 halaman

Tawaran hadiah uang tunai US$ 100 ribu

Foto: Utahpolitichub.com

Dengan total kehilangan mencapai US$ 1,5 juta, kasus tersebut menjadi perampokan terbesar sepanjang sejarah AS. Bahkan kasusnya mengalahkan ketenaran Brinks Robbery pada 1950.

Selama lima tahun kepolisian AS mengerahkan tenaganya untuk menemukan dalang dan para pelaku perampokan tersebut.

Tak tanggung-tanggung, FBI ikut turun tangan menyelidiki kasus perampokan fenomenal itu. Dua pegawai pos yang diikat di belakang truk dengan mata tertutup kebingungan ke mana truk membawa 17 tas berisi uang tunai tersebut.

Para perampok membawa keduanya berputar-putar dan berhenti beberapa kali. Kurangnya barang bukti membuat pihak berwajib akhirnya memutuskan untuk menghentikan pencarian.

Sebelumnya, pihak berwajib sempat menawarkan hadiah mulai dari US$ 2.000 - US$ 100 ribu bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi atau barang bukti mengenai perampokan tersebut.

Sayangnya, sejumlah informan yang dapat memberikan petunjuk pada polisi diduga tewas dibunuh dalam perkembangan kasus tersebut.

4 dari 4 halaman

Uang lenyap, perampok tak pernah terungkap

Foto: rarenewspapers.com

Kini 52 tahun telah berlalu setelah perampokan terbesar sepanjang sejarah di AS itu terjadi. Pihak berwajib berpendapat sekitar lima hingga enam orang terlibat dalam perampokan di Plymouth itu, dan salah satunya adalah wanita.

Selama masa penyidikan, terdapat dua tersangka yang diseret ke meja hijau dan diduga kuat merupakan anggota para perampok. Namun sayang, di pengadilan kedua terdakwa dinyatakan tidak bersalah.

Hingga saat ini, uang bernilai miliaran rupiah itu lenyap tanpa jejak. Sedangkan pelakunya tak pernah tertangkap. (Sis/Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya