Aksi Ambil Untung Bikin Wall Street Terjun Bebas

Investor memindahkan dananya ke obligasi sehingga mendorong imbal hasil dari 10 Year Treasury masuk ke level terendah sejak Oktober 2013.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Mei 2014, 04:42 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Selasa (Rabu pagi).

Liputan6.com, New York - Ketakutan kembali menyelimuti bursa saham Amerika Serikat (AS). Setelah beberapa hari lalu terus-menerus mencetak rekor tertinggi, pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) semua indeks berbalik memerah.

Indeks saham Dow Jones turun 167,81 poin (1,01%) ke level 16.446,81. Indeks saham S&P 500 juga mengalami penurunan sebesar 17,68 poin (0,94%) ke level 1.870,85. Tak jauh berbeda, indeks saham Nasdaq turun 31,34 poin (0,76%) ke level 4.069,29.

Seperti ditulis dalam CNN Money, investor mengalihkan dana mereka ke obligasi. Masuknya dana ke obligasi tersebut mendorong yield dari 10 Year Treasury ke level 2,48%. Level terendah sejak Oktober 2013. Imbal hasil surat utang tersebut jatuh ketika terjadi kenaikan harga akibat tingginya permintaan.

Aksi jual investor yang terjadi sejak sehari sebelumnya menambah dalam penurunan saham-saham Wall Street.

Bernard Kavanagh, aset manajemen dari Stifel Nicolaus, mengatakan pada dasarnya tidak ada hal fundamental yang menjadi pemicu sehingga membuat saham-saham di Amerika mengalami penurunan. Investor hanya melihat bahwa kenaikan harga saham yang telah mereka simpan selama ini sudah cukup untuk mengambil keuntungan.

Sedikit isu yang beredar membuat investor langsung bereaksi. "Setelah mencapai rekor tertinggi beberapa waktu lalu, investor merasa sekaranglah saatnya," jelasnya, Jumat, (16/5/2014).

Beberapa broker mempunyai pendapat yang sama dengan David Tepper, Pendiri Appaloosa Management, sebuah perusahaan hedge fund di Amerika. Tepper menjelaskan bahwa ia sedikit gugup dengan kondisi pasar saham AS saat ini.

Menurutnya, investor terlalu percaya diri dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi Amerika. Sehingga jika realisasinya hanya tipis berada di bawah ekspektasi tersebut maka kemungkinan besar bisa menggoyangkan indeks.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya