Kecelakaan MH370 Akan Jadi Guncangan Besar Ekonomi Malaysia

Perekonomian Malaysia diprediksi terganggu usai insiden hilangnya pesawat.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 02 Apr 2014, 10:44 WIB
Senin (24/3/2014) pukul 22.00 WIB Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan kabar Malaysia Airlines MH370 berakhir di Samudera Hindia

Liputan6.com, Kuala Lumpur Sudah hampir satu bulan pencarian, pesawat Malaysia Airlines MH370 dan seluruh penumpangnya masih belum berhasil ditemukan.

Siapa sangka, kecelakaan yang menimpa pesawat naas itu ternyata juga dapat menggoyahkan perekonomian Malaysia.

Mengutip laman CNBC, Rabu (2/4/2014), perekonomian Malaysia bisa terganggu mengingat para turis menghindari negara tersebut sebagai tujuan wisata seiring dengan hilangnya Malaysia Airlines MH370.

"Pukulan untuk perekonomian Malaysia bisa menjadi cukup besar," ungkap analis Moody's Analytics Matthew Circosta dalam laporannya.

Terlebih lagi menurut laporan World Travel and Tourism Council, total kontribusi pariwisata Malaysia hampir mencapai 16% dari produk domestik brutonya (PDB).

Selain itu, 14% pasar tenaga kerja di Malaysia berasal dari sektor pariwisata pada 2012.

Banyak wisatawan yang menghindari negara tersebut, apalagi setelah pencarian pesawat hilang tersebut mendapat kritik keras dari China.

Circosta melaporkan, sejumlah agen pariwisata China bahkan telah menghentikan penjualan tiket wisata ke Malaysia.

Ekonom Capital Economics, Krystan Tan mengatakan, selama ini turis-turis China merupakan pendorong utama pertumbuhan industri pariwisata Malaysia.

Setiap tahun, jumlah kunjungan turis China ke Negeri Jiran tersebut tumbuh rata-rata 16,7% dalam tiga tahun terakhir.

Di tengah pencarian pesawat MH370, China telah menghentikan acara promosi wisata bertajuk `Visit Malaysia Year Campaign`. Meskipun sejumlah acara promosi lainnya masih berlanjut sesuai rencana.

"Kisah tragis MH370 meningkatkan keraguan mengenai kemampuan pemerintah Malaysia untuk mencapai target pertumbuhan di sektor pariwisatanya," ungkap Circosta.

Sejumlah perusahaan yang berkaitan dengan perjalanan udara juga akan terkena imbasnya seperti Malaysian Airline System, AirAsia, dan Malaysia Airport Holdings (MAHB).

"Kami memprediksi penurunan drastis jumlah pengunjung ke Malaysia. Para investor juga tak akan menanamkan modalnya di bidang penerbangan Malaysia dalam enam bulan ke depan," ungkap ekonom UOB dalam laporannya.

Hal itu mengingat China merupakan konsumen yang paling loyal mengeluarkan uangnya saat berwisata. Terlebih lagi, penduduk China mendominasi jumlah penumpang di pesawat naas tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya