Sedikitnya enam korban berhasil diselamatkan. Mereka adalah warga Desa Gapong, Kecamatan Cibal. Para korban kini dirawat di Rumah Sakit Umum Ruteng. Keluarga korban berharap pemerintah bisa membantu karena mereka tak punya harta untuk membayar perawatan.
Dua bersaudara Gusti dan Susi lolos dari maut ditolong sang paman yang mendengar teriakan mereka. Kondisi keduanya memprihatinkan. Selain sakit-sakit akibat benturan, wajah Gusti melepuh tersiram minyak panas. Kedua orang tua anak-anak ini tewas tertimbun longsoran.
Advertisement
Pemerintah Provinsi NTT mengirimkan bantuan berupa 35 kantong jenazah. Pemerintah juga menyalurkan obat-obatan berupa antibiotik, cairan infus, dan sarung tangan bagi petugas medis. Bantuan susulan berupa 100 kantong jenasah akan dibawa Tim Badan SAR Nasional dari Jakarta. Bantuan diperkirakan tiba malam nanti. Pengiriman bantuan tersendat cuaca buruk.
Departemen Sosial sedikitnya menyalurkan 50 ton beras bersama sejumlah makanan, pakaian, dan peralatan dapur. Depsos juga menyediakan tenda darurat, ranjang lipat, dan tikar sebagai tempat tinggal sementara bagi para pengungsi. Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah mengakui bantuan yang tersalur baru sebagian dan bersifat darurat. Namun hal ini bukan berarti sistem penanggulangan bencana Depsos tak berjalan.
Hingga kini, jalan utama yang menghubungkan ibu kota Kabupaten Manggarai ke Kecamatan Cibal masih sulit dilalui kendaraan khususnya mobil. Jalur ke Lamba Leda bahkan terputus. Longsor pada Sabtu kemarin terjadi akibat hujan lebat selama beberapa hari. Longsor terjadi di 21 titik antara Kota Ruteng hingga Kecamatan Cibal dan Lemba Leda. Lokasi terparah menimpa Desa Bere, Cibal [baca: Sebagian Korban Longsor di Manggarai Belum Ditemukan].(TOZ/Tim Liputan 6 SCTV)
