Sukses

Pantang Menyerah: Kehilangan Kedua Tangan Tak Buat Hasan Pasrah

Motto hidup Hasan yaitu jangan menyerah walau berada di tengah keterbatasan. Meski kehilangan kedua tangannya, Hasan mampu bangkit.

Liputan6.com, Bogor - Pantai Anyer, Banten menjadi tempat dari kegiatan tahunan para penyandang disabilitas dari Bogor, Jawa Barat. Kebersamaan ini bisa terlaksana berkat sosok Hasan Basri, pendiri Himpunan Disabilitas Indonesia (HDI) Kota Bogor.

Sekarang, anggota HDI sudah lebih dari 500 orang. Dulu, sebagian dari mereka pernah terpaksa tinggal di jalan. "Mereka juga kurang diperhatikan, tapi kita cobalah untuk membuat wadah disabilitas, akhirnya saya memutuskan untuk membuat Himpunan Disabilitas Indonesia Kota Bogor," ungkap Hasan Basri.

Hasan Basri lahir di Bogor 39 tahun lalu. Sejak remaja, Hasan aktif di berbagai kegiatan seperti pecinta alam dan pencak silat. Bersama Iis Inawati sang istri, Hasan dikaruniai 2 orang anak.

Pada tahun 2006 hidup Hasan berubah drastis. Saat memperbaiki lampu di papan reklame setinggi 12 meter, Hasan disengat aliran listrik tegangan tinggi.

Sempat divonis tidak akan selamat, Hasan dirawat selama 3 bulan di rumah sakit. Kedua tangannya harus ia relakan. Dengan semangat pantang menyerah dan rasa syukur telah diberi kesempatan hidup, Hasan mencoba bangkit.

3 tahun setelah kecelakaan, Hasan mendapat kesempatan belajar keterampilan menjahit dari Dinas Sosial Kota Bogor. Sejak itu Hasan tak lagi menoleh ke belakang. Ia memproduksi busana, tas, dan aneka souvenir. Sekarang usaha Hasan telah beromzet sekitar Rp 8 juta setiap minggunya.

Tak ingin berhasil sendirian, Hasan menjadi mitra pendamping para penyandang disabilitas di Kota Bogor. "Sekarang menjadi mitra untuk pendamping disabilitas Kota Bogor. Bahkan membentuk beberapa organisasi yang keterkaitan dengan disabilitas," ucap Kepala UPT Dinas Sosial Kota Bogor Siti Nursarah.

Di Loka Bina Karya Kota Bogor bekerja sama dengan Dinas Sosial, Hasan membantu para penyandang cacat belajar berbagai keterampilan mulai dari membuat tas hingga membatik.

Hasan memberi motivasi agar rekan-rekan sesama penyandang cacat semakin mandiri dan bersemangat untuk berkarya. "Senang sekali sih, jadi pertama enggak bisa apa-apa, sekarang akhirnya Alhamdulillah bisa membatik dan menjahit," kata salah seorang penyandang disabilitas Hilman.

Bagi Hasan, hidup ini harus diisi karya yang bermanfaat untuk orang lain dan sesuai dengan motto hidup Hasan yaitu jangan menyerah walau berada di tengah keterbatasan.

Saksikan selengkapnya kisah Hasan Basri dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (25/12/2015), di bawah ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.