Sukses

Jendela Dunia: Dianggap Kurang Jelek, Kontes Pria Terjelek Ricuh

Maison Sere seorang penggangguran dianggap kurang jelek. Ia hanya jelek ketika menunjukkan giginya yang ompong.

Liputan6.com, Zimbabwe - Kontes pria terjelek di Zimbabwe tahun ini diwarnai protes karena juaranya dianggap kurang jelek. Berita ini mengawali Jendela Dunia yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (26/11/2015). 

Peserta menganggap sang pemenang Maison Sere seorang penggangguran dianggap kurang jelek. Menurut mereka Maison yang berhasil mengalahkan 35 peserta lain dianggap hanya jelek ketika menunjukkan giginya yang ompong.

Namun juri bersikukuh pemenang dinilai dari kejelekannya secara alami bukan karena dibuat-buat dan kepercayaan diri. Pemenang kontes pria terjelek atau Mr Ugly Zimbawe 2015 ini berhak atas hadiah senilai US$ 500 dan berkesempatan tampil di iklan. 

Beralih ke Tiongkok. Sepasang pengantin di Hebei berbasah-basahan karena kehujanan saat berjalan kaki pulang usai menikah. Berjalan dengan diiringi musik tradisional pernikahan tak membuat kedua pengantin bergembira. Karena saat berjalan melewati jalan yang berlumpur parah akibat hujan, gaun pengantin mempelai wanita dan pria kotor, berantakan, dan basah kuyup.

Sementara itu di kawasan miskin di Tegucigalpa, Honduras, sejumlah orang menembak mati sedikitnya 6 orang yang sebelumnya mereka seret dari 3 rumah. Sehari sebelumnya 8 orang pekerja transportasi dibunuh di siang hari di sebuah depot bus di Choloma. Belum diketahui motif dan pelaku pembantaian itu. 

Beralih ke sejumlah kota di Amerika Latin. Unjuk rasa dengan aksi turun ke jalan berlangsung di Lima, Peru untuk memperingati hari penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa di depan gedung kongres di Buenos Aires, Argentina.

Ribuan orang juga berkumpul di sekitar gedung kongres nasional di Meksiko City. Pengunjuk rasa mengenakan kostum penari tradisional Chinelos, sementara di Santiago, Cile pengunjuk rasa berpawai di jalan-jalan utama. Peringatan ini didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (Mar/Ado)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.