Liputan6.com, Jakarta - Apple berencana untuk menawarkan hasil pencarian berbasis AI di browser Safari miliknya. Hal ini dilakukan Apple agar tetap relevan dalam bersaing dengan Google dengan Chrome-nya.
Mengutip Reuters, Kamis (8/5/2025), menurut sumber dari Apple, yakni eksekutif Apple Eddy Cue mengungkapkan, pembesut iPhone ini memang aktif mencari cara untuk mengembangkan Safari mereka.
Baca Juga
Hal ini disampaikan di persidangan tentang praktik bisnis antimonopoli Google di bidang pencarian online, pada Rabu, kemarin.
Advertisement
Cue menyebut, Safari turun untuk pertama kalinya pada bulan lalu. Hal ini karena pengguna kian beralih ke AI.
Menurut Cue, penyedia layanan AI seperti OpenAI dan Perplexity AI bakal menggantikan mesin pencari standar seperti Google. Oleh karenanya, Apple berencana untuk memasukkan pemain seperti OpenAI atau Perplexity AI di Safari di masa depan.
"Kami akan menambahkan mereka (OpenAI dan Perplexity AI) ke dalam daftar, mereka kemungkinan tidak akan jadi mesin pencari default," kata Cue.
Apple Bicara dengan Perplexity AI
Menurut Cue, saat ini Apple tengah membicarakan rencana untuk memasukkan hasil pencarian berbasis AI ke Safari dengan Perplexity. Namun, layanan AI di Safari ini masih perlu ditingkatkan dari waktu ke waktu.
"Kamu mungkin tak akan lagi membutuhkan iPhone dalam 10 tahun ke depan. Satu-satunya cara agar kamu bisa bersaing adalah dengan pergeseran teknologi. Pergeseran teknologi bisa menciptakan peluang ini. AI merupakan pergeseran teknologi dan menciptakan peluang bagi pendatang baru," kata Cue, dikutip dari Apple Insider.Â
Lebih lanjut dia juga bilang, layanan AI perlu meningkatkan indeks. Meski hal ini tak berlangsung dengan cepat, tetapi pengguna cenderung suka beralih ke fitur lain yang jauh menarik dan lebih baik.
Menurut Cue, ke depannya LLM akan terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga memberi lebih banyak alasan pengguna untuk beralih dari pencarian tradisional ke AI.
Advertisement
Jadi Pukulan Besar Bagi Google?
Rencana ini disebut menjadi pukulan besar bagi Google. Pasalnya, bisnis periklanan Google yang menguntungkannya sangat bergantung pada pelanggan iPhone yang memakai Chrome.
Hal ini terlihat dari nilai saham Google yang mengalami penurunan hingga 7,3 persen, membuat perusahaan kehilangan USD 150 miliar dari nilai pasarnya.
Kendati begitu, menurut Cue, Google masih akan tetap menjadi opsi mesin pencari default di Safari. Menurutnya, kini kedua perusahaan juga mulai membicarakan tentang integrasi Google Lens di Visual Intelligence.
Google sendiri menyebut, ada pertembuhan dalam jumlah kueri pencarian keseluruhan, termasuk yang berasal dari platform APple.
"Orang-orang melihat, Google Search lebih berguna untuk lebih banyak kueri mereka, dan mereka mengakses untuk hal-hal baru, dengan cara baru," kata Google dalam pernyataan beberapa waktu lalu.
Menurut Google, fitur pencarian berbasis suara dan visual menjadi kontributor pertumbuhan total volume penelusuran.